Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Tane Hadiyantono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tak berkutik di akhir sesi I hari ini (18/7). Data yang dihimpun RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks tertekan 0,32% menjadi 5.822,35.
Jumlah saham yang turun sebanyak 206 saham. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 135 saham dan 93 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi perdagangan sore ini melibatkan 7,521 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,561 miliar.
Sementara itu, sembilan sektor kompak memerah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor konstruksi turun 1,19%, sektor pertambangan turun 1,09%, dan sektor industri lain-lain turun 0,41%.
Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers yakni: PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 5% menjadi Rp 1.140, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turun 2,68% menjadi Rp 725, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 2,09% menjadi Rp 17.525.
Sementara, di jajaran top gainers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 4,19% menjadi Rp 348, PT Semen Indonesia Tbk 9SMGR) naik 1,98% menjadi Rp 10.300, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 1,25% menjadi Rp 76.750.
Sore ini, investor asing mencatatkan penjualan bersih atau net sell senilai Rp 1,08 triliun di seluruh market dan Rp 555,35 miliar di pasar reguler.
Sebelumnya, analis OSO Sekuriti Riska Afriani menilai, koreksi yang melanda bursa domestik sebagai tren yang memang kerap terjadi. Pasalnya, sejak beberapa hari terakhir, grafik IHSG terlihat relatif terbatas untuk naik, lantaran sudah jenuh beli (overbought), sehingga terjadi aksi ambil untung alias profit taking.
Selain itu, Riska juga melihat sentimen investor pada rilis beberapa data ekonomi sebagai sentimen tambahan. "Rilis neraca perdagangan bulan juni memang surplus, tapi terjadi penuruan di ekspor-impor, turun cukup tinggi," paparnya, Selasa (18/7).
Riska memaparkan nilai ekspor turun 11,82% dan impor turun 17,21% year on year.
"Sekarang investor masih wait and see pada kinerja keuangan beberapa emiten," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News