Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Untuk mendukung kebutuhan ekspansi anak usahanya, BRPT mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar US$ 100 juta - US$ 120 juta. Sebagian besar akan dipakai untuk mendukung rencana ekspansi usaha di sektor petrokimia dan panas bumi.
Sejak awal tahun 2023, Barito Grup memang gencar menggelar ekspansi. Terutama melalui PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Terbaru, TPIA memperluas usahanya di sektor infrastruktur energi melalui PT Krakatau Daya Listrik (KDL), anak perusahaan yang telah dimiliki secara mayoritas.
Ekspansi TPIA dibagi menjadi dua tahap dengan nilai investasi hingga US$ 200 juta. Pertama, KDL akan meningkatkan kepemilikannya di PT Krakatau Posco Energy (KPE) menjadi 45%. Kedua, mendukung rencana KPE membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 200 megawatt (MW) setelah Final Investment Decision (FID).
Baca Juga: Net Buy Asing Rp 722 Miliar Saat IHSG Naik Hari Ini (5/6), GOTO, BBCA, ASII Terbesar
Sebelumnya, TPIA mengakuisisi dua entitas anak dari Grup PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) di bidang listrik dan air. Dengan nilai transaksi Rp 3,24 triliun, TPIA mengambil alih 70% saham KDL dan 49% saham PT Krakatau Tirta Industri (KTI).
TPIA juga berencana mengembangkan pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride (CA-EDC). Pabrik ini akan memproduksi 500.000 metrik ton ethylene dichloride per tahun serta lebih dari 400.000 metrik ton caustic soda per tahun.
Rekomendasi Saham
Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas, Raphon Prima melihat pembagian dividen BRPT dan ekspansi Grup Barito memberikan sinyal optimisme terhada prospek bisnisnya. Dengan harga minyak mentah global yang sudah melandai, Raphon memprediksi BRPT bisa memperbaiki kinerja keuangannya di tahun ini.
"(Pembagian dividen) ini menurut saya kepercayaan diri BRPT. Harga minyak turun, sehingga cost di 2023 bisa lebih rendah. Oleh karena itu cash boleh dipakai untuk memberi dividen kepada pemegang saham," kata Raphon saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/6).
Baca Juga: BRPT dan TPIA Rajin Ekspansi, Begini Prospek Kinerja dan Rekomendasi Sahamnya
Secara bisnis, kinerja BRPT mayoritas masih bersumber dari segmen petrokimia. Bisnis ini terbilang stabil dari sisi pertumbuhan penjualan dan net margin sekitar 5%. Hanya saja, dinamika harga minyak global menjadi faktor yang krusial.
"Jadi sangat masuk akal apabila BRPT ekspansi ke sektor energi baru terbarukan. Hal ini untuk menghindari ketergantungan bisnis dari faktor harga minyak yang bisa bergerak volatil," imbuh Raphon.