Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Keputusan PT PLN menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) industri, membebani biaya operasional PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Christian Kartawijaya, Presiden Direktur INTP mengatakan, sebagai perusahaan yang masuk kategori I-4, besaran kenaikan TDL yang bakal dirasakan mencapai sekitar 64,7%. Maklum, sekitar 60%-65% kebutuhan listrik INTP dipasok oleh PLN.
Sementara porsi beban listrik terhadap total biaya produksi INTP tercatat sekitar 5%-8%. "Kenaikan TDL tentunya terasa dampaknya, untuk mengkompensasinya, kami akan menaikkan harga jual secara bertahap," terang Christian di Jakarta, Selasa (13/5).
Pada tahap awal, Christian bilang, INTP akan mengerek harga jual sebesar 1%-2% dalam satu dua bulan ke depan. INTP selanjutnya akan mengkaji lebih lanjut kebijakan penentuan harga jual kepada konsumen, terutama disesuaikan dengan kondisi pasokan dan permintaan semen nasional.
"Kami harus berhati-hati menaikkan harga jual. Kalau terlalu cepat, market share (pangsa pasar) kami bisa turun," jelas Christian. Saat ini, INTP menguasai pangsa pasar sekitar 30%-35% dari total permintaan semen nasional.
INTP bukan satu-satunya emiten semen yang memutuskan untuk mendongkrak harga jual. Sebelumnya, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) juga sudah menaikkan harga jual semen.
Ahyanizzaman, Direktur Keuangan SMGR sebelumnya bilang, per Maret tahun ini, perusahaan sudah menaikkan harga jual semen sekitar 2,5%-3% lebih tinggi dari sebelumnya.
"Tapi, penaikkan harga jual hanya terjadi di beberapa area penjualan seperti Jawa saja," kata Ahyanizzaman. Keputusan ini, lanjut Ahyanizzaman, dilakukan untuk menjaga perolehan margin laba SMGR.
Soalnya, beberapa pos beban terutama energi dan listri terus membengkak. Ahyanizzaman bilang, SMGR tidak menutup kemungkinan untuk kembali mendongkrak harga jual semen. Secara rata-rata, Ahyanizzaman memprediksi, SMGR bakal menaikkan harga jual sekitar 4%-5% di tahun ini.
"Menaikkan harga jual itu tidak bisa sembarangan, apalagi persaingan semakin ketat," terang Ahyanizzaman. SMGR tentunya tidak ingin kehilangan pangsa pasar (market share) dengan keputusannya menaikkan harga jual semen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News