kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

TBS Energi (TOBA) Transisi Portofolio Lewat Tiga Pilar Bisnis Hijau, Ini Saran Analis


Jumat, 12 September 2025 / 18:59 WIB
TBS Energi (TOBA) Transisi Portofolio Lewat Tiga Pilar Bisnis Hijau, Ini Saran Analis
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham TBS Energi (TOBA) yang sedang transisi portofolio lewat tiga pilar bisnis hijau


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menata fondasi transisi portofolio menuju sektor hijau dan berkelanjutan. Langkah ini dijalankan melalui tiga pilar utama bisnis hijau, yakni pengelolaan limbah, energi terbarukan, serta kendaraan listrik.

SVP Corporate Strategy & Investor Relations TOBA Nafi Sentausa menjelaskan dalam pengembangan segmen pengelolaan limbah, perseroan kini memiliki tiga anak usaha, yaitu Cora Environment, Asia Medical Enviro Services, dan Arah Environmental.

Ketiga entitas ini dibangun menjadi platform pengelolaan limbah terintegrasi, mencakup transportasi, pemrosesan, hingga pemulihan nilai tambah (waste recovery) dari limbah yang dikelola.

Dari sisi kinerja, hingga paruh pertama 2025, Cora Environment berhasil mengelola 480 ribu ton sampah dan melayani sekitar 470.000 pelanggan di Singapura hingga periode semester I-2025. 

Baca Juga: TBS Energi (TOBA) Buru Peluang Bisnis US$ 7 Miliar per Tahun dari Ekosistem EV

Lalu, Asia Medical Enviro Services mengelola sekitar 2.300 ton limbah medis dengan pangsa pasar 50%. Sementara, Arah Environmental mengumpulkan sekitar 10 ribu ton limbah, baik domestik maupun medis, hingga Juni 2025.

Adapun segmen pengelolaan limbah mencatat pendapatan US$ 59,6 juta dengan EBITDA US$ 10 juta, setara margin 17%.

Mirza juga menyampaikan untuk lini energi terbarukan, hingga paruh pertama tahun ini TOBA telah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga mini hidro berkapasitas 6 megawatt. 

Tak hanya itu, TOBA juga tengah membangun proyek PLTS terapung di Batam dengan kapasitas sekitar 46 megawatt peak. Kedua proyek tersebut telah mengantongi kontrak power purchase agreement (PPA) dengan PLN untuk jangka waktu 25 tahun.

"Jadi antara tahun ini hingga tahun 2029, total pipeline yang kita sedang coba dorong untuk segmen solar atau PLTS, untuk segmen angin, dan juga segmen hydro itu totalnya kurang lebih mencapai 600 megawatt," ucap Mirza dalam paparan publik, Jumat (12/9).

Untuk segmen ekosistem listrik, Managing Director Investor Relations Gita Sjahrir memburu potensi bisnis hingga US$ 7 miliar per tahun melalui penjualan motor listrik serta pengelolaan infrastruktur baterai yang dijalankan lewat Electrum, perusahaan patungannya bersama PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Baca Juga: TBS Energi Utama (TOBA) Bidik Pertumbuhan Pendapatan di Sisa Tahun 2025

Gita menerangkan sejak awal tahun 2024, bisnis kendaraan listrik mampu tumbuh hingga 90%. Pertumbuhan ini didorong oleh momentum adopsi kendaraan listrik untuk mitra B2B perusahaan.

"Kita percaya Electrum memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar, di mana saat ini bisnis konsep kita adalah B2B kita berfokus pada pengguna untuk komputer jarak jauh, gig riders dan mitra ride hailing," ucap Gita dalam kesempatan yang sama, Jumat (12/9).

Target Kinerja TOBA

TOBA juga membidik kinerja pendapatan yang positif hingga tutup tahun 2025. Perusahaan membidik kinerja pendapatan tahun penuh 2025 dapat melonjak dua kali lipat dibandingkan capaian di semester I-2025 yang tercatat US$ 172,2 juta. Artinya, hingga tutup tahun 2025, TOBA menargetkan pendapatan atau top line sekitar US$ 344 juta.

Sementara dari segi bottom line, TOBA memproyeksikan kinerja laba bersih akan membukukan kerugian. Ini disebabkan adanya kerugian divestasi non kas dua anak usaha pembangkit listrik tenaga uap sebesar US$ 96 juta.

Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey memproyeksikan kinerja TOBA masih mencatat pertumbuhan dari sisi pendapatan di tahun 2025. Namun, laba bersih diperkirakan tetap berada di area negatif akibat dampak divestasi. Meski demikian, kerugian tersebut bersifat satu kali sehingga tidak akan berkelanjutan ke depan.

Andhika bilang TOBA saat ini menunjukkan minat besar pada bisnis pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). TOBA bahkan telah memasuki pengelolaan sampah domestik dengan kapasitas 10 ribu ton per tahun. Selain itu, bersama GOTO, TOBA membentuk perusahaan patungan bernama Electrum yang berfokus pada industri kendaraan listrik roda dua, khususnya segmen B2B. 

Dari sisi peluang, proyek energi terbarukan yang digarap TOBA memiliki potensi investasi sekitar US$ 200 miliar, mencakup pengembangan energi surya, air, angin, waste-to-energy, biomassa, dan sistem penyimpanan energi berbasis baterai.

Baca Juga: TBS Energi Utama (TOBA) Bidik Aset Pengolahan Limbah di Asia Tenggara untuk Diakusisi

"Prospek tersebut juga diperkuat dukungan pembiayaan melalui Patriot Bond senilai Rp 50 triliun, yang diarahkan untuk mempercepat transisi energi dan memperkuat pengelolaan sampah berkelanjutan," terang Andhika kepada Kontan, Jumat (12/9).

Tapi, Andhika menuturkan saham TOBA telah mengalami kenaikan ratusan persen secara year-to-date. Hal ini membuat valuasi berbasis laba saat ini terlihat cukup premium dibandingkan emiten batubara sejenis. Menurutnya, pasar sudah mulai memperhitungkan prospek pertumbuhan dari proyek kendaraan listrik dan energi terbarukan, meski kontribusinya terhadap laba perusahaan masih relatif kecil.

Bagi investor baru, ia menyarankan untuk lebih berhati-hati masuk di level harga saat ini dan sebaiknya menunggu koreksi atau titik masuk yang lebih menarik. Namun, bagi investor lama yang sudah masuk sejak harga bawah, saham TOBA masih layak dihold sembari memanfaatkan momentum informasi energi terbarukan, dengan catatan disiplin menggunakan trailing stop.

 

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat secara teknikal saham TOBA masih cenderung uptrend meskipun pada hari ini muncul adanya volume penjualan. 

"Indikator MACD masih flat di area positif dengan Stochastic yang mulai bergerak menyempit dan rawan deadcross di area netral," tutur Herditya kepada Kontan, Jumat (12/9).

Herditya merekomendasikan trading buy saham TOBA dengan level support Rp 1.195 dan resistance Rp 1.315 serta target harga Rp 1.350-Rp 1.395 per saham.

Selanjutnya: Sektor Mamin Tumbuh 6,15%, Industri Biskuit Diprediksi Stabil

Menarik Dibaca: Tips Merawat Kompor Kaca biar Awet dan Tetap Elegan di Dapur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×