Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mendapat pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dana sebesar Rp 350 miliar akan digunakan ekspansi.
Direktur Keuangan TAXI David Santoso menjelaskan, kebutuhan ekspansi TAXI tahun ini Rp 500 miliar. Selain dari pinjaman bank, TAXI memenuhi kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) dari dana hasil penawaran saham perdana (IPO) TAXI tahun lalu.
David menyebutkan, bunga pinjaman bank tidak akan memberatkan keuangan TAXI. "Bunganya kurang dari 10%. Kami jaga debt to equity ratio (DER) di satu kali," jelas dia kepada KONTAN, Rabu (10/4)
Menurut David, TAXI sebagai emiten transportasi yang padat karya masih harus mengandalkan pinjaman. Karena kebutuhan dananya tidak begitu banyak, TAXI lebih memilih pinjaman bank ketimbang menerbitkan obligasi. "Kalau obligasi beban bunga tidak jauh berbeda," kata dia.
Per 31 Desember 2012, total utang bank jangka panjang TAXI mencapai Rp 831,44 miliar. Sebagian besar berasal dari BCA, Rp 818,34 miliar. Bunganya rata-rata 10% per tahun. Menurut David, TAXI ingin menurunkan beban keuangan, termasuk beban bunga dari utang.
Sekretaris Perusahaan TAXI Merry Anggraini menambahkan, perseroan ini berusaha mengendalikan beban bunga dari pembiayaan utang dengan meminta pengurangan biaya bunga. TAXI berhasil mendapatkan penurunan bunga pinjaman dari BCA Januari lalu. BBCA memangkasnya dari 10% menjadi 9,75%.
Merry menjelaskan, penurunan suku bunga berlaku untuk empat fasilitas kredit dari BCA yang diperoleh TAXI tahun lalu Rp 464,73 miliar. TAXI melihat akan ada banyak penghematan setelah penurunan suku bunga itu.
"Dengan pengurangan beban bunga, diharapkan laba bersih TAXI bisa terdongkrak,” ujar Merry. Apalagi, TAXI memakai 20% dana IPO TAXI atau Rp 82,3 miliar untuk melunasi pinjaman BBCA dan penalti karena percepatan pelunasan utang tersebut.
Harga saham TAXI, Rabu (10/4), turun 0,88% ke Rp 1.130 per saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News