kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tawaran sukuk marak, MI lirik reksadana syariah


Jumat, 20 April 2012 / 15:37 WIB
Tawaran sukuk marak, MI lirik reksadana syariah
ILUSTRASI. Penjualan Daihatsu naik di bulan Maret 2021


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Para manajer investasi mulai bergerak lincah menyambut maraknya penerbitan obligasi syariah belakangan ini. Beberapa Manajer Investasi (MI) telah menyiapkan penerbitan reksadana syariah, terutama yang menggunakan portofolio sukuk. Hal ini tak terlepas dari makin semaraknya aset berbasis syariah yang diterbitkan oleh emiten ataupun pemerintah.

Akbar Syarif, manajer investasi MNC Asset Management menyambut baik maraknya penerbitan sukuk di tengah sulitnya mendapatkan aset tersebut di pasar sekunder. "Kadang dana besar masuk untuk permintaan reksadana syariah, namun masih sulit menemukan aset atau instrumen yang diinginkan di pasar sekunder obligasi," tuturnya, Kamis (19/4).

Nah, untuk memanfaatkan mulai ramainya tawaran sukuk, MNC Asset Management berencana menerbitkan produk reksadana campuran syariah di semester pertama tahun ini. Rencananya, produk tersebut akan menempatkan lebih dari 50% dananya dalam saham syariah. Sisanya, di sukuk bertenor menengah hingga panjang, yang akan didominasi sukuk pemerintah. Target return produk baru itu berkisar 13% hingga 15%.

Akbar bilang, dibandingkan return reksadana pendapatan tetap konvensional, return pendapatan tetap syariah memang berpotensi lebih besar. Itu lantaran, dari instrumennya saja, yaitu sukuk menggunakan sistem bagi hasil, sehingga menimbulkan ruang untuk return yang lebih tinggi. "Tapi semuanya masih tergantung MI masing-masing," lanjutnya

Sampai saat ini, MNC Asset Management baru memiliki satu jenis reksadana pendapatan tetap berbasis syariah, yaitu Reksadana MNC Dana Syariah yang sampai akhir Maret kemarin menoreh return 9,3%. Meski tidak berencana menerbitkan reksadana pendapatan tetap baru, menurut Akbar, pihaknya akan memanfaatkan maraknya penerbitan sukuk sebagai underlying bagi produk lamanya jika ada subscription oleh nasabah.

Sementara itu, Indosurya Asset Management saat ini sedang bersiap menerbitkan reksadana pendapatan tetap berbasis syariah. Produk tersebut ditargetkan meluncur pada semester kedua tahun ini.

"Kami melihat prospek dan permintaan yang banyak dari produk syariah di tahun ini, dan tidak tertutup peluang untuk kami menerbitkan reksadana syariah campuran dan saham juga," ujar Direktur Utama PT Indosurya Asset Management, Ahmad Bermawi.

Namun soal portofolio dan target return dari produk baru itu, dia masih belum bersedia membeberkannya.

Diversifikasi portofolio produk lama

Direktur Utama PT BNI Asset Management Idhamsyah Runizam menyebut, aksi emiten-emiten dan pemerintah yang menerbitkan obligasi berbasis syariah, baik itu untuk jenis mudharabah ataupun ijarah akan berimbas bagus bagi pasar reksadana syariah.

Menurutnya, selama ini, banyak permintaan dari konsumen untuk produk reksadana berbasis syariah, namun manajer investasi kesulitan untuk mendapatkan instrumen obligasi syariah sebagai underlying. Pasar sekunder sukuk pemerintah pun belum likuid. Nah, lelang sukuk yang belakangan ini marak digelar pemerintah, akan memudahkan para manajer investasi mendapatkan sukuk sebagai portofolio atau underlying reksadana syariah.

"Produk reksadana syariah dianggap lebih aman oleh nasabah, terutama nasabah-nasabah tertentu yang sangat memegang prinsip syariah," ujar Idham, Kamis (19/4).

Selain akan memancing para MI lebih giat menerbitkan produk reksadana syariah yang baru dengan underlying sukuk, mulai ramainya tawaran sukuk juga akan mempermudah para MI dalam mengembangkan atau mendiversifikasi portofolio pada produk lama.

Hal itu diakui Idham. Dia bilang, meskipun dalam waktu dekat, BNI Asset Management belum berencana menerbitkan reksadana syariah berunderlying obligasi yang baru, namun pihaknya akan memanfaatkan maraknya sukuk untuk mendiversifikasi portofolio pada produk reksadana pendapatan tetap yang sudah ada selama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×