Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Trimegah Sekuritas meningkatkan pendapatan bisnis jalan tol JSMR untuk tahun 2024-2025 (tidak termasuk segmen konstruksi) menjadi Rp 18.9 triliun dan Rp 20.9 triliun dari sebelumnya Rp 17.2 triliun dan Rp 18.6 triliun. Proyeksi ini terutama karena mempertimbangkan naiknya tarif jalan tol Jakarta-Cikampek (Japek) hingga 35% sejak 9 Maret 2024.
“Kami berharap penyesuaian ini akan meningkatkan pendapatan tol Japek menjadi Rp 1,7 triliun atau sekitar 26% YoY, menyumbang Rp 250 miliar terhadap laba bersih JSMR,” tulis Kharel dalam riset 15 Maret 2024 lalu.
Selain itu, Kharel menambahkan, rekonsolidasi jalan tol pada tahun lalu akan berdampak penuh pada tahun ini yakni bersumber dari pendapatan tol Solo-Ngawi, pendapatan Semarang-Batang, serta pendapatan Ngawi-Kertosono-Kediri.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, peningkatan tarif tol tentu akan terus memberikan dampak positif pada pendapatan dan laba JSMR. Ditambah lagi, lalu lintas jalan tol tahun ini diperkirakan akan lebih ramai terutama karena pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan peningkatan mobilitas masyarakat.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Raih Kinerja Positif pada Kuartal I 2024
Namun, perlu diingat bahwa penyesuaian tarif ini biasanya dilakukan secara bertahap dan ada batasan maksimum yang ditetapkan oleh pemerintah. Kenaikan harga BBM dan inflasi juga dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan lalu lintas.
Terlepas dari itu, Sukarno menyoroti bahwa pemasukan JSMR bakal lebih menebal seiring rencana divestasi jalan tol tahun ini. Seperti diketahui, JSMR menargetkan divestasi PT Jasamarga Transjawa Tollroad (JTT) akan rampung pada semester I-2024.
Dalam jangka pendek, rencana divestasi JTT ini akan mendorong lonjakan pendapatan. Tetapi, dampak jangka panjangnya memang masih perlu dipertimbangkan dengan hati-hati karena divestasi dapat mengurangi aset produktif JSMR dan berpotensi menurunkan pendapatan di masa depan.
“Di sisi lain, dana hasil divestasi dapat digunakan untuk pengembangan proyek-proyek baru atau mengurangi beban utang,” jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Senin (13/5).
Baca Juga: Jasa Marga Catat 1,2 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek
Adapun Sukarno merekomendasikan Trading Buy untuk JSMR dengan target harga Rp 5.425 – Rp 5.650 per saham. Dan perlu dicermati support di area Rp 5.000 per saham.
Sementara, Chandra mempertahankan rekomendasi Beli untuk JSMR dengan target harga sebesar Rp 5.850 per saham. Kharel mempertahankan rekomendasi Beli dengan target harga lebih tinggi Rp 6.500 per saham dari sebelumnya Rp 5.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News