kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.788   7,00   0,04%
  • IDX 7.468   -11,16   -0,15%
  • KOMPAS100 1.155   0,37   0,03%
  • LQ45 915   1,45   0,16%
  • ISSI 226   -0,61   -0,27%
  • IDX30 472   1,39   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,31   0,41%
  • IDX80 132   0,23   0,17%
  • IDXV30 141   1,34   0,96%
  • IDXQ30 158   0,46   0,29%

Tarif impor untuk Meksiko memukul indeks bursa Wall Street


Sabtu, 01 Juni 2019 / 07:30 WIB
Tarif impor untuk Meksiko memukul indeks bursa Wall Street


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks bursa saham Wall Street jatuh pada Jumat (31/5). Bahkan indeks S&P 500 menutup bulan Mei 2019 dengan penurunan terbesar di bulan Mei sejak tahun 2010. Indeks merosot setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam memberlakukan tarif impor seluruh barang dari Meksiko, Ini memicu kekhawatiran perang perdagangan di berbagai bidang sehingga menyebabkan resesi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 354,84 poin atau 1,41% menjadi 24.815,04. Indeks S&P 500 melemah 36,8 poin atau 1,32% menjadi 2.752,06 dan indeks Nasdaq Composite turun 114,57 poin atau 1,51% ke level 7.453,15.

Dalam sepekan, Dow anjlok 3,01%, S&P 500 turun 2,62% dan Nasdaq terpangkas 2,41%. Ini merupakan penurunan mingguan keenam beruntun untuk Dow, penurunan beruntun mingguan terpanjang sejak 2011.

Sedangkan sepanjangn bulan Mei 2019, indeks Dow turun 6,69%, S&P 500 longsor 6,58%, indeks Nasdaq merosot 7,93%, menandai penurunan bulanan pertama tahun ini untuk tiga indeks utama bursa Wall Street itu.

AS akan mengenakan tarif impor 5% mulai 10 Juni, yang akan naik terus menjadi 25% sampai imigrasi ilegal melintasi perbatasan selatan dihentikan, demikian Trump dalam akun twitter-nya, Kamis malam (30/5).

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menanggapi itu dengan mendesak rekannya dari AS untuk mundur.

"Ini benar-benar menerapkan tarif perdagangan untuk masalah keamanan nasional dan itu berbeda," kata Christopher Smart, kepala Institut Investasi Barings di Boston seperti dikutip Reuters.

Investor juga semakin khawatir tentang memburuknya pembicaraan perdagangan antara AS dan China dan mereka mencari aset safe haven dalam obligasi pemerintah AS. Saham-sahan sektor teknologi dan energi telah menjadi sektor yang paling terpukul sejak 3 Mei 2019 ketika Trump meningkatkan ancaman tarif impor dengan Beijing.

Imbal hasil US Treaury jatuh ke posisi terendah. Yield acuan US Treasury tenor 10 tahun turun ke 2,128%, terendah sejak September 2017.

Kurva imbal hasil, yang diukur dari kesenjangan antara imbal hasil US Treasury tenor tiga bulan dengan 10 tahun, tetap sangat terbalik. Beberapa investor melihat ini sebagai tanda resesi dalam satu tahun hingga dua tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×