kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Incar pendapatan Rp 5,9 triliun, ini strategi Distribusi Voucher (DIVA)


Senin, 13 Januari 2020 / 07:23 WIB
Incar pendapatan Rp 5,9 triliun, ini strategi Distribusi Voucher (DIVA)
ILUSTRASI. Stanley Tjandra, Direktur PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) tetap fokus untuk memperkuat sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ini sejalan dengan target pemerintah untuk mendigitalisasi 8 juta UMKM.

“Pada tahun 2020, mengingat pertumbuhan DIVA didorong oleh meningkatnya mitra UMKM. DIVA menargetkan menjaring 38.000 mitra UMKM pada 2020,” terang Stanley Tjiandra, Direktur Distribusi Voucher Nusantara kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).

Stanley melanjutkan, salah satu strategi yang dilakukan DIVA untuk menopang pertumbuhan ke depan adalah dengan memberi amunisi para pelaku UMKM DIVA Intelligent Instant Messaging dan DIVA Smart Outlet.

Baca Juga: Laba DIVA Terbang Ribuan Persen, Ini Penyebabnya

Hal ini memungkinkan UMKM untuk ‘naik kelas’, dari semula hanya mengandalkan single product single channel menjadi multi products multi channels.

“Terlebih lagi, DIVA telah secara resmi berinvestasi di PT Alphanovation Digital Teknindo yang merupakan pengembang POS platform Pawoon,” sambung Stanley.

Melalui investasi ini, Stanley berharap dapat mempercepat pertumbuhan bisnis DIVA. Sebab, Pawoon memiliki basis konsumen yang besar, yakni 100.000 registered users dengan laju pertumbuhan bisnis yang tinggi.

DIVA juga akan menyediakan platform unified payment kepada para mitra di sektor ritel untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dari segi operasional. Asal tahu, platform unified payment ini dapat menerima segala jenis pembayaran, mulai dari kartu debit,kartu kredit, contactless card, hingga uang elektronik (e-money).

DIVA juga tengah menyiapkan ekosistem infrastruktur yang komprehensif, mencakup rantai pasok (supply chain), logistik dan pembiayaan.

Tidak berhenti sampai di situ, DIVA juga sedang memperkuat infrastuktur teknologi keuangan dengan merambah ke layanan keuangan digital, termasuk layanan branchless banking yang bekerja sama dengan perbankan di tanah air guna mendukung program keuangan inklusif pemerintah.

Baca Juga: Penambahan jaringan distribusi topang penjualan M Cash Integrasi (MCAS)

“Semua ini diharapkan akan memperkuat fundamental DIVA untuk terus dapat bertumbuh secara berkelanjutan di tahun-tahun mendatang,” ungkap Stanley.

Pada kuartal III-2019, DIVA mengantongi laba bersih sebesar Rp 85,7 milliar atau mencapai 93% dari proyeksi laba bersih 2019. Adapun total pendapatan mencapai Rp 2,7 triliun atau 75% dari proyeksi akhir 2019.

Stanley mengatakan, berdasarkan riset Mirae Asset Sekuritas, DIVA berpotensi membukukan pendapatan hingga Rp 5,9 triliun pada tahun 2020 atau naik 63% secara year-on-year (yoy) dibanding estimasi pendapatan pada 2019 sebesar Rp 3,6 triliun.

Pada perdagangan Jumat (10/1), harga saham DIVA ditutup melemah 0,67% ke level Rp 2.980 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×