kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Target produksi INCO 80.000 ton nikel tahun ini


Jumat, 01 April 2016 / 18:53 WIB
Target produksi INCO 80.000 ton nikel tahun ini


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) hanya menargetkan produksi di kisaran 80.000 ton nikel dalam matte, turun dari realisasi produksi tahun lalu yang sebesar 81.177 ton.

Nico Kanter, Presiden Direktur INCO mengatakan bahwa untuk tahun 2016 proyeksi tambang nikel masih tertantang. Ia mengakui bahwa belum melihat adanya perbaikan harga nikel secara global.

Walaupun sampai kuartal pertama harganya nikel masih rendah, INCO masih mengejar produksi. "Dalam kuartal pertama, projek bottlenecking di pabrik yang sudah terselesaikan," kata Nico, Jumat (1/4).

Tahun ini INCO juga melakukan efisiensi dan peningkatan produktifitias aset. Walaupun pengurangan pegawai belum dilakukan namun saat ini penerimaan karyawan baru tidak dilakukan.

INCO sendiri menargetkan belanja modal (capex) yang bersumber dari kas internal sebesar US$ 90 juta sampai US$ 100 juta dolar. Nilai belanja modal ini lebih rendah dari realisasi belanja modal tahun lalu, yang sebesar US$ 106,4 juta

Nico mengaku bahwa dengan harga nikel sekarang bisa belanja modal dapat direvisi lagi. Dana tersebut akan dialokasikan pemeliharaan alat-alat pada pabrik.

Dari laporan keuangan INCO tahun 2015, pendapatan perseroan turun 23,3% sebesar $790 juta dollar. Dari tahun 2014 sebesar $1,03 miliar dollar. Laba tahun berjalannya juga turun tahun 2015 sebesar $ 50,5 juta dollar. Menurun 70,6% dari tahun 2014 sebesar $ 172,2 juta dollar.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan INCO, (1/4), Mark Travers menjadi Wakil Presiden Komisaris Perseroan menggantikan Arief T Surwidjojo yang masa jabatannya habis.

Pemegang saham juga menyetujui jumlah remunerasi bagi Komisaris Independen di tahun 2016 dan mendelegasikan wewenang RUPS untuk menentukan jumlah gaji dan remunerasi lainnya bagi Direksi sebagaimana rekomendasi Komite Tata Kelola kepada Dewan Komisaris.

Menurut David Sutyanto, Kepala Riset First Asia Capital mengatakan bahwa tambang nikel secara keseluruhan akan melambat karena harga nikel global juga turun. Prospek INCO sendiri masih dalam tekanan. Sebab permintaan Nikel sendiri melambat. Harganya nikel harusnya lebih baik dari tahun lalu. Untuk saham INCO David menyarankan maintain buy dengan prediksi harga 2300.

Sementara Muhammad Ikhsan, Analis NH Korindo Securities mengatakan bahwa harga nikel global tahun ini berada pada posisi US$ 8.500 dollar sampai US$ 9.000 dollar. Harga nikel tersebut akan sangat bergantung akan permintaan nikel dari hCina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×