Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pemerintah akan menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) 010, bulan September 2013 nanti. Yakin bakal tersedot investor, pemerintah berani mematok penerbitan ORI010 dengan target tinggi.
Tak kepalang tanggung, pemerintah menargetkan nilai penerbitan ORI010 bisa sebesar Rp 20 triliun. Namun, Schneider Siahaan, Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jendral Pengelolaan Utang ( DJPU) Kementerian Keuangan mengatakan, asumsi target tersebut masih bisa berubah dengan melihat permintaan yang masuk dari para agen penjual.
Adapun, penunjukkan agen penjual baru akan berlangsung, 11 Juni nanti. Target itu lebih tinggi dibandingkan penyerapan ORI seri 009 oleh pemerintah di tahun lalu yang sebesar Rp 12,68 triliun.
Menurut Schneider, penentuan besaran kupon ORI 010, pemerintah bakal menghitung dampak dari rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sebab, kenaikan harga BBM bersubsidi akan mengakibatkan kenaikan inflasi dan berimbas pada kenaikan yield surat utang negara (SUN). Ujung-ujungnya, kupon ORI juga bisa lebih besar ketimbang penerbitan sebelumnya.
"Jika inflasi naik, investor tentu akan meminta kupon yang lebih tinggi sebagai kompensasi. Namun semua tergantung kondisi pasar nanti," kata Schneider, kemarin.
Head of Fixed Income BCA Sekuritas, Herdi Ranu Wibowo optimistis, target penerbitan ORI010 itu bisa tercapai. Maklum, likuiditas di pasar masih cukup besar.
Namun, analis NC Securities I Made Adi Saputra memperkirakan, total penawaran ORI010 tidak akan jauh dari tahun sebelumnya yakni sekitar Rp 14 triliun. ORI 010 masih menarik karena akan memiliki kupon lebih tinggi dibandingkan rata-rata suku bunga deposito setahun yang sekitar 5,4%.
Made menduga, kupon ORI seri 010 akan sama dengan ORI seri 009 sebesar 6,25%. Tapi, analis Millenium Danatama Asset Management, Desmon Silitonga menengarai, kupon ORI 010 akan lebih tinggi dari ORI009.
Dugaan dia, kupon ORI010 di kisaran 6,5%-7%. Sebab, tekanan inflasi akan mendorong BI rate naik 25 basis poin-50 basis poin menjadi sekitar 6%-6,25% di bulan Juni.
Made menduga, aturan minimum holding periode (MHP) tidak akan mengurangi minat investor memburu ORI 010. Aturan ini mengharuskan investor menggenggam ORI selama satu bulan. Itu membuat ORI 010 tidak bisa langsung ditransaksikan di pasar sekunder. Ini menjadi strategi pemerintah agar pembeli ORI tepat sasaran, yaitu kepada investor ritel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News