Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Meski pasar properti diprediksi akan melesu, PT Sentul City Tbk (BKSL) tetap menargetkan kenaikan penjualan pemasaran (marketing sales) di tahun depan. Manajemen BKSL berharap, marketing sales BKSL naik 33,33% menjadi Rp 2 triliun di tahun 2014, dari target tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun.
Untuk mencapai target itu, BKSL akan mengembangkan proyek central business district (CBD) atau kawasan superblok tahap kedua seluas
7 hektare di Sentul. Proyek ini akan mulai dibangun tahun depan.
Menurut Andrian Budi Utama, Vice President Director BKSL, kawasan ini akan terintegrasi dengan pusat perbelanjaan, apartemen, hotel bintang lima, ruko, dan perkantoran. "Total investasi untuk kawasan ini Rp 10 triliun untuk lima tahun," ujar dia, Selasa (22/10).
Tahun depan, BKSL juga akan menambah delapan bangunan hotel baru di kawasan superblok. Saat ini, di kawasan ini sudah beroperasi tiga hotel yakni Harris Hotel, Condotel The Alana dan Green Savana. "Delapan proyek tersebut termasuk Novotel Hotel dan Hotel Aston BCA (proyek properti milik PT Bank Central Asia Tbk)," kata Adrian.
BKSL juga akan membangun kawasan industri berbasis teknologi tinggi seluas 100 ha. "Sudah ada investor Jepang yang tertarik dan sedang menjajaki kerjasama," terang Adrian. Tapi, dia masih enggan menyebut nilai investasi.
Untuk proyek residensial, BKSL di tahun depan akan 560 unit rumah. Tahun ini, Sentul City menargetkan membangun 478 unit rumah.Proyek lain di 2014, BKSL juga akan mengembangkan fasilitas rekreasi, Ah-Poong tahap II dan juga pusat belanja.
Tahun ini, BKSL menganggarkan belanja modal Rp 350 miliar. Sampai kuartal III tahun ini, BKSL telah menyerap belanja modal Rp 260 miliar atau sekitar 74,28% dari total belanja modal. Selasa (22/10), harga BKSL stagnan di Rp 220 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News