Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
Namun, kata Kiswoyo, sentimen negatif untuk industri CPO di tahun ini adalah jika harga minyak kedelai dan jagung yang lebih rendah dari harga CPO. Jika minyak nabati alternatif lebih murah, kemungkinan permintaan akan CPO menurun.
“Apalagi, mayoritas negara yang menggunakan CPO masih berasal dari wilayah Asia, khususnya India dan China,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (2/5).
Kiswoyo pun merekomendasikan beli untuk TAPG dengan target harga Rp 750 - Rp 800 per saham.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada melihat, kinerja penjualan emiten CPO lebih bergantung dari harga acuan kontrak dengan pelanggan. Alhasil, TAPG tinggal mempertahankan pangsa pasar dan volume jual CPO mereka jika ingin mempertahankan kinerja yang baik di tahun ini.
“Dengan melihat fluktuasi saat ini, kemungkinan harga CPO bergerak di rentang MYR 750 - MYR 800 per ton,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (2/5).
Reza pun merekomendasikan beli untuk TAPG dengan target harga Rp 725 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News