Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah dan beberapa mata uang Asia lain dibayangi risiko tapering off kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Bila ekonomi AS terus menunjukkan kemajuan, kebijakan tapering off atau pengurangan stimulus berupa pembelian surat berharga di pasar surat utang akan dilakukan.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan, tapering off ini akan berimbas negatif pada mata uang dunia, tetapi dalam prosesnya tidak cepat dan tidak bisa dipastikan. Namun, kata dia, kalaupun dolar AS menguat, ini normal karena ekonomi cenderung menjadi balance.
“Dia akan balance kembali ke awal, secara long term tidak terlalu dikhawatirkan, ini sering terjadi dan normal saja,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (18/6).
Baca Juga: Antisipasi dampak kebijakan The Fed, BI siapkan kuda-kuda
Dalam jangka pendek, Lukman mengatakan, semua mata uang akan tertekan apabila dolar AS menguat.
Lukmanmenambahkan, kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) bisa saja berubah ke depannya dan masih ada kemungkinan tapeing off tidak akan terjadi. “Karena long-term tidak akan pasti, apalagi sekarang ketidakpastian ditambah dengan Covid-19,” imbuhnya.
Selanjutnya: Tapering off masih jadi katalis yang menyeret pergerakan mata uang di Asia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News