CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Tantangan Bisnis di Awal 2026 Menghadang, Cermati Rekomendasi Saham UNTR


Rabu, 19 November 2025 / 16:23 WIB
Tantangan Bisnis di Awal 2026 Menghadang, Cermati Rekomendasi Saham UNTR
ILUSTRASI. Produk Komatsu PC350LC-8M2 Hydraulic Excavator Kelas 30 Ton. PT United Tractors Tbk (UNTR) diperkirakan masih menghadapi tantangan bisnis pada 2026 seiring prospek harga batubara global rentan terkoreksi.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) diperkirakan masih menghadapi tantangan bisnis pada 2026 seiring prospek harga batubara global yang rentan terkoreksi.

Kondisi ini berpotensi menekan kinerja segmen terkait batubara, yang menjadi salah satu penopang utama pendapatan emiten Grup Astra tersebut.

Menurut laporan Stockbit Sekuritas, UNTR dalam Earning Calls kuartal III-2025 telah merevisi sejumlah target operasional 2025 sekaligus memaparkan proyeksi 2026. 

Penjualan alat berat Komatsu tahun ini direvisi dari 4.600 unit menjadi 4.500 unit akibat lemahnya permintaan alat berat berukuran besar dari sektor batubara. Untuk 2026, target penjualan ditetapkan di kisaran 4.300–4.500 unit.

Baca Juga: IHSG Ditutup Memerah, Cek Rekomendasi Saham Teknikal untuk Jumat (14/11)

Pada segmen kontraktor tambang, target volume overburden 2025 dipangkas dari 1,18 miliar bcm menjadi 1,13 miliar bcm. Volume 2026 diperkirakan stabil atau sedikit lebih tinggi dari realisasi tahun ini. 

Dari sisi pertambangan batubara, UNTR menargetkan penjualan 14,6 juta ton pada 2025 dan naik menjadi 18,8 juta ton pada 2026 seiring peningkatan kapasitas tambang serta rampungnya pembangunan jetty dan pelabuhan.

 

UNTR juga memperkirakan penjualan emas menurun menjadi 215.000–220.000 ons troi pada 2026, dari target 234.000 ons troi di 2025 karena kapasitas fasilitas tailing yang hampir penuh. Sementara penjualan nikel ditargetkan tetap sekitar 2 juta ton pada 2026.

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menilai arah kinerja UNTR pada 2026 cenderung stabil dengan pertumbuhan moderat. 

Baca Juga: Bertemu Lagi dengan Awal Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (17/11)

Target penjualan alat berat yang hampir setara dengan tahun ini menunjukkan pemulihan permintaan alat berat belum kuat karena tekanan pada aktivitas pertambangan, terutama batubara.

Sebaliknya, kenaikan target penjualan batubara dinilai mampu menopang kinerja segmen kontraktor dan tambang.

Segmen emas dan mineral lain seperti nikel tetap diperkirakan berkontribusi positif, meski penjualan emas turun. “Diversifikasi ini membantu menyeimbangkan tekanan dari industri batubara, sehingga kinerja UNTR tidak terlalu bergantung pada satu komoditas,” kata Ekky.

CEO Edvisor Provina Visindo, Praska Putrantyo, menambahkan bahwa kinerja UNTR masih sangat dipengaruhi proyeksi harga batubara global. Sebab, jasa kontraktor dan pertambangan batubara menyumbang sekitar 58% pendapatan UNTR. 

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas Hari Ini (17/11), IHSG Berpeluang Naik

Kebijakan pemerintah membatasi produksi batubara pada 2026 berpotensi mendongkrak harga, namun dapat menekan permintaan jasa kontraktor dan alat berat.

Praska menilai segmen emas masih berpeluang tumbuh ditopang harga jual yang tinggi, meski kontribusinya terhadap total pendapatan masih kecil. 

Ke depan, UNTR diperkirakan terus memperbesar porsi pendapatan non-batubara melalui ekspansi energi terbarukan, hilirisasi, serta investasi di komoditas mineral yang menawarkan recurring income lebih stabil.

Ekky menilai kapasitas pendanaan UNTR kuat berkat posisi kas yang besar dan leverage rendah. Dari sisi valuasi, UNTR termasuk saham blue chip dengan PER rendah dan fundamental stabil, sehingga menarik bagi investor jangka panjang yang mencari emiten defensif berdividen tinggi.

Secara teknikal, Ekky menyebut tren penguatan saham UNTR tetap terbuka selama harga bertahan di atas Rp 25.000 per saham, dengan target jangka menengah Rp 30.000–Rp 31.500 per saham. Sementara Praska merekomendasikan investor untuk hold dengan target harga Rp 27.500 per saham.

Selanjutnya: Saham Big Banks Menguat pada Penutupan Bursa Rabu (19/11), BMRI Pimpin Kenaikan

Menarik Dibaca: Ini 5 Kripto Top Gainers saat Pasar Rebound, MYX Finance Jawaranya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×