Reporter: Riska Rahman | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal Januari lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan anggota baru. PT AirAsia Indonesia Tbk resmi masuk ke bursa lewat skema backdoor listing lewat akuisisi yang dilakukan PT Rimau Multi Putra Prima Tbk, menjadikan kode saham CMPP kini berubah nama jadi PT AirAsia Indonesia Tbk.
Masuknya AirAsia Indonesia ke BEI menambah daftar emiten penerbangan yang di papan bursa. Namun, bukan berarti industri ini tak lepas dari tantangan di tahun 2018 ini.
Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, industri penerbangan memiliki beberapa tantangan di tahun ini. Di antaranya ialah besarnya beban dalam menjalankan bisnis ini serta harga minyak dunia yang diprediksi terus meningkat di tahun ini.
Menurutnya, bisnis penerbangan merupakan bisnis yang memiliki beban operasional yang besar. "Jika melihat laporan keuangan GIAA di kuartal III-2017 lalu, beban operasional mereka mencapai 60% dari total pendapatan," ujar William kepada KONTAN, Senin (15/1).
Beban tersebut pun didominasi oleh beban bahan bakar yang mencapai 50% dari total beban operasional tersebut. Sehingga, tak heran jika GIAA masih harus menanggung rugi hingga kuartal ketiga tahun lalu.
Di tahun ini pun beban tersebut diperkirakan akan semakin besar. Pasalnya, harga minyak dunia diprediksi akan bakal menyentuh level US$ 90 per barel sehingga berpotensi membuat harga avtur ikut naik.
Meski begitu, para emiten penerbangan ini masih punya harapan dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah. "Banyaknya pembangunan bandara jadi poin plus bagi para emiten penerbangan karena mereka bisa menambah rute penerbangan mereka," terang William.
Perubahan pola konsumsi masyarakat yang ingin mencapai kepuasan diri melalui wisata pun turut memberikan sentimen positif bagi emiten penerbangan. Dengan begitu, akan semakin banyak masyarakat yang menggunakan jasa mereka lantaran ingin berwisata.
Meski begitu, William masih melihat emiten penerbangan seperti CMPP dan GIAA underperform. Hal ini disebabkan oleh besarnya beban yang harus ditanggung para emiten tersebut.
Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, saham CMPP ditutup melemah 10,27% di level Rp 498. Sementara saham GIAA tak bergerak di level Rp 302 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News