kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambang Nikel Grup Harita (NCKL) Mau IPO, Ini Kondisi Keuangan per Kuartal III-2022


Rabu, 15 Maret 2023 / 17:59 WIB
Tambang Nikel Grup Harita (NCKL) Mau IPO, Ini Kondisi Keuangan per Kuartal III-2022


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu lagi perusahaan tambang nikel yang akan meramaikan pasar saham Indonesia. Adalah PT Trimegah Bangun Persada Tbk yang merupakan entitas pertambangan nikel Grup Harita berencana melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan yang nantinya menggunakan kode saham NCKL ini akan melepas sebanyak-banyaknya 12,09 miliar saham baru. Jumlah saham ini mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 18% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Harga penawaran yang dipasang berkisar antara Rp 1.220 sampai dengan Rp 1.250  per saham. Sehingga, NCKL berpotensi meraup dana segar antara Rp 14,75 triliun sampai dengan Rp 15,11 triliun dari aksi korporasi tersebut.

Bagi pembaca yang belum tahu, NCKL adalah perusahaan nikel murni dengan kemampuan hulu dan hilir dengan pengalaman operasional lebih dari 10 tahun di Pulau Obi. NCKL diekspektasikan menjadi emiten produsen nikel murni terbesar di Indonesia dibandingkan perusahaan tambang nikel tercatat lainnya di Indonesia yang merupakan perusahaan tambang terdiversifikasi

Baca Juga: Ini Rencana Penggunaan Dana IPO Tambang Nikel Grup Harita (NCKL) Total Rp 15 Triliun

Kinerja NCKL pun cukup moncer. Melansir prospektus IPO, per tanggal 30 September 2022, NCKL membukukan pendapatan dari kontrak dengan senilai Rp 7,35 triliun. Pendapatan Trimegah Bangun Persada naik 14,84% dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,40 triliun.

Secara rinci, pendapatan NCKL didominasi oleh pendapatan dari pengolahan nikel senilai Rp 5,50 triliun, disusul oleh penambangan nikel  senilai Rp 1,85 triliun.  Adapun pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang melebihi 10% dari total pendapatan dari kontrak dengan pelanggan antara lain kepada Lygend Resources & Technology Tiongkok senilai Rp 3,87 triliun, Glencore International AG, Swiss senilai Rp 1,63 triliun, dan PT Halmahera Persada Lygend senilai Rp 1,85 triliun.

NCKL membukukan laba bersih senilai Rp 3,60 triliun pada sembilan bulan pertama tahun lalu. Keuntungan NCKL melonjak 300,5% dari laba bersih per September 2021 yang sebesar Rp 900,23 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×