kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambah produksi denim, Asia Pacific Investama yakin dongkrak porsi ekspor hingga 75%


Senin, 03 September 2018 / 17:22 WIB
Tambah produksi denim, Asia Pacific Investama yakin dongkrak porsi ekspor hingga 75%
ILUSTRASI. PT Asia Pacific Investama Tbk


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen benang dan produk tekstil, PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) terus gencar meningkatkan porsi penjualan ekspornya. Perseroan melihat banyak peluang yang bisa diraup oleh tekstil di pasar global saat ini.

Khususnya, kata Direktur PT MYTX Carel Christanto Machmud, di tengah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China saat ini. 

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan sempat memprediksi dengan adanya perang dagang AS-China, secara otomatis Indonesia memiliki peluang merebut pasar tekstil China yang selama ini diimpor ke AS.

Market share produk tekstil Indonesia ke AS hanya 4,5% rata-rata dalam setahun sementara impor tekstil dan garmen AS dari China mempunyai porsi 26%. Menurut manajemen MYTX, perseroan berharap dapat merebut market share tersebut.

"Sehubungan dengan trade war ini tentu kami ambil kesempatan ke AS," terang Carel kepada Kontan.co.id, Senin (3/9). 

Selain memanfaatkan momen saat ini, perseroan sebenarnya sudah lama menargetkan porsi besar untuk ekspor demi mengejar target pertumbuhan 30% di tahun ini.

Sampai saat ini, menurut Carel porsi penjualan ekspor terhadap total pendapatan telah mencapai 65%. Sampai akhir tahun nanti, MYTX cukup optimistis porsi ekspor dapat melebar hingga 75%.

Mengenai nilai ekspor sampai saat ini manajemen belum merincikannya, demikian juga dengan kinerja keuangan sampai semester I-2018 belum dipublikasikan. Yang jelas tahun 2017 kemarin porsi ekspor MYTX terhadap total pendapatan masih sekitar 30%.

Mengintip laporan keuangan triwulan pertama 2018, MYTX mencatatkan peningkatan pendapatan 72% menjadi Rp 580 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 337 miliar. Besarnya beban usaha dan beban pelunasan utang, perseroan ini turut berkontribusi pada rugi bersih sebesar Rp 41 miliar sampai Maret 2018. Rugi bersih tersebut, sebenarnya sudah mampu ditekan 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni minus Rp 53 miliar.

Guna bersaing di pasar ekspor, perseroan berusaha meningkatkan lini produksinya, khususnya untuk jenis denim. "Dulu produk benang jadi andalan ekspor, nanti kami juga fokus untuk bisa menjual produk denim," kata Carel. 

Asal tahu, Denim merupakan salah satu produk andalan perseroan ini selain yarn dan grey. 

Sekadar informasi saat ini pabrik MYTX memiliki kapasitas produksi benang 30.000 bales per bulan (1 bales sekitar 400-500 pounds), serta kain grey (kain mentah) sebanyak 2,5 juta meter persegi (m²) per bulan dan dan kain denim 1,5 juta yard per bulannya.

Manajemen akan segera menambah mesin baru dengan harapan kapasitas benang akan tercapai 33.000 bales per bulan, lalu kain grey sebanyak 3 juta m² per bulan dan denim 2 juta yard per bulannya. Adapun pembelian mesin baru menggunakan belanja modal (capex) MYTX tahun ini sebesar US$ 25 juta. 

Mengenai pasar lokal, MYTX masih tetap menggenjot peluang yang ada. Dengan adanya wacana pembatasan barang impor oleh pemerintah, perseroan berharap produk jadi tekstil seperti benang dan garmen dapat dibatasi. "Namun untuk barang industri hulu seperti fiber tidak perlu," pungkas Carel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×