kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambah modal, WOMF berencana right issue


Jumat, 12 Desember 2014 / 14:12 WIB
Tambah modal, WOMF berencana right issue
ILUSTRASI. Drama Korea Doctor Cha dan beberapa rekomendasi tontonan tentang para ibu kuat yang bisa ditonton di Netflix.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) berencana menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Dana hasil peneribitan saham baru ini akan digunakan perseroan untuk menambal kebutuhan modal kerja perseroan.

Berdasarkan prospektus ringkas WOMF, jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 1,48 miliar atau setara dengan 42,55% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.

Harga per saham dibanderol Rp 135. Sehingga, potensi dana yang terjaring dari hajatan ini sekitar Rp 199,99 miliar.

"Seluruh biaya akan digunakan untuk modal kerja untuk pembiayaan konsumen," ujar manajemen.

Induk usaha emiten pembiayaan ini, PT Bank International Indonesia Tbk (BNII), menjadi pembeli siaga dalam aksi penambahan modal tersebut. Adapun, rasio rights issue ditentukan 27:20.

Artinya, setiap pemegang 27 saham lama perseroan berhak atas 20 HMETD. Setiap HMETD ini berhak memberikan kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru dengan harga penawaran yang telah ditentukan.

Adapun, yang berhak membeli HMETD WOMF adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada tanggal 2 Februari 2015.

Berdasarkan komposisi pemegang saham per 30 November 2014, BNII mengempit 62% saham WOMF dan 17,59% oleh PT Wahana Makmur Sejati. Kemudian, ada DBS Nominees (Private) Limited sebesar 5% dan publik sebesar 15,41%.

Jika para pemegang saham ini tidak mengeksekusi haknya, kecuali BNII, maka masing-masing investor akan mengalami penurunan kepemilikan maksimal 42,55%. Perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk mendapat restu para pemegang saham pada 25 Januari 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×