Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Di tengah tren koreksi harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sejak akhir tahun lalu, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mampu menjaga pendapatannya agar tidak menurun tajam. Memasuki tahun 2017, pasca berakhirnya masa El Nino yang terjadi sepanjang tahun 2015-2016, para pelaku industri sawit mulai memperbaiki kondisi lahan tanamnya, tak terkecuali SGRO.
Hal tersebut mendorong SGRO untuk melakukan ekspansi lahan tanam pada tahun ini. Hingga Maret 2017, SGRO sudah menambah seluas 2.000 hektare wilayah tanam, terdiri dari 700 hektare perkebunan sawit dan 1.300 hektare perkebunan karet.
Artinya, pada periode tersebut, lahan tanam SGRO sudah mencapai 63.000 hektare. Perusahaan perkebunan ini menargetkan pertambahan luas perkebunan sawit antara 4.000-6.000 hektare.
Menurut Andy Wibowo Wiguna, Analis Mirae Asset Sekuritas, saham SGRO menunjukkan rendahnya volume perdagangan sejak 2015. Namun, di balik itu semua, ia membeberkan beberapa fakta yang mungkin terlupakan oleh para investor terkait harga saham emiten tersebut sepanjang 2013 hingga 2014.
Pada 2013, harga saham SGRO sempat anjlok karena pendapatan mengalami penurunan tajam. Kondisi tersebut tidak bertahan lama dan dapat pulih kembali di tahun berikutnya seiring perbaikan pendapatan. “Pandangan kami, pertumbuhan dari tahun 2016 ke 2017, akan sama halnya dengan pola 2013-2014,” jelas Andy dalam risetnya belum lama ini.
Andy menilai, berakhirnya El Nino yang berlangsung dua tahun kemarin merupakan sinyal positif bagi industri CPO, termasuk SGRO. Dengan asumsi, SGRO dapat memenuhi ekspansi lahan hingga 5.000 ha sepanjang tahun ini, Andy memperkirakan, produksi sawit SGRO bisa mencapai 359.300 ton. “Dengan perluasan lahan tanam sawit, kami optimis SGRO memiliki ruang untuk tumbuh dalam jangka waktu panjang,” tambahnya.
Peningkatan jumlah produksi ini akan mengerek pendapatan SGRO hingga 37,7% menjadi Rp 4,01 triliun. Tapi, Andy bilang, laba bersihnya berpotensi turun hingga 43,8% menjadi Rp 248,5 miliar. Kendati demikian, ia merekomendasikan buy untuk saham SGRO, dengan target harga Rp 2.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News