Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan pertumbuhan take rate pada masing-masing segmen bisnis pada kuartal pertama tahun ini. Secara proforma, take rate GoTo secara grup sebesar 3,7%.
Sedikit gambaran, take rate bisa bisa diartikan sebagai komisi yang diambil oleh perusahaan teknologi dari nilai transaksi yang terjadi. Nilai take rate akan mempengaruhi kinerja keuangan.
Sekretaris Perusahaan GoTo Koesoemohadiani mengungkapkan take rate GoTo secara grup bertumbuh sebesar 3,7% pada kuartal pertama tahun ini atau tumbuh 20 basis points (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Peningkatan take rate ini merupakan strategi perseroan untuk meningkatkan monetisasi GoTo, seiringan dengan peningkatan produk dan layanan kepada pelanggan," kata dia kepada Kontan akhir pekan lalu.
Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Sedang Turun, Cermati Mana Yang Harus Dijual dan Dibeli
Secara rinci, take rate segmen on-demand atau Gojek bertumbuh dari 19,2% menjadi 21% pada kuartal satu tahun ini. Adanya kenaikan take rate ini diklaim sebagai efek dari meningkatkan value added services.
Lalu, take rate dari segmen e-commerce atau Tokopedia naik 2,9% di tiga bulan pertama ini dari 2,5%. Sedangkan, take rate dari di lini teknologi finansial turun dari 0,6% menjadi 0,5%.
Diani enggan mengungkapkan strategi GOTO terkait pertumbuhan take rate ini. Namun dia menyampaikan GoTo sudah memiliki peta untuk menuju profitabilitas.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham yang Jadi Pemberat IHSG Bulan Juli
Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menuliskan dengan penerapan strategi hyperlocal dan cross pollination antara Tokopedia dan Gojek dapat mendorong pertumbuhan gross transaction value (GTV) hingga Rp 710 triliun di akhir tahun ini.
Terlepas dari potensi pertumbuhan GTV itu, Farras menganalisis GOTO masih menghadapi tantangan dari take rate yang rendah, terutama dari segmen Tokopedia dan GoTo Finansial.
"Akan sulit bagi Tokopedia untuk meningkatkan take rate tanpa dampak negatif bagi pengguna dan merchant, yang tentunya akan berdampak pada pertumbuhan GTV," papar Farras dalam risetnya pada 1 Juli 2022.
Dia berpendapat hambatan utama peningkatan take rate dari lini finansial GoTo berasal dari terbatasnya layanan pembayaran digital yang belum bisa menjangkau seluruh masyarakat dan belum adanya integrasi yang menyeluruh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News