Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk nampaknya ingin mengepakkan sayap bisnis lebar-lebar. Salah satunya dengan menggandeng perusahaan milik negara (BUMN) yang memiliki aset tanah untuk dibangun kawasan hunian, komersial dan lainnya. Sinergi ini dirasa menguntungkan karena emiten dengan kode saham PPRO ini tidak lagi harus melakukan akuisisi lahan.
Taufik Hidayat, Direktur Utama PPRO mengatakan, kerjasama ini akan mengurangi beban PPRO untuk melakukan akuisisi lahan. Apalagi, tahun ini perusahaan memang memfokuskan diri pada pembangunan dan melakukan pemasaran, tidak lagi melakukan akuisisi-akuisisi lahan. "Kami sinergi dengan BUMN lainnya, ini bisa. Jadi tidak perlu beli lahan," ungkap dia kepada KONTAN pekan lalu.
Terbaru, perusahaan bakal bekerjasama dengan PT Jasamarga Properti, anak usaha PT Jasa Marga Tbk. Kerjasama ini dilakukan untuk beberapa aset lahan yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan pendapatan berulang atau recurring income. Sayangnya, belum ada detail kerjasama tersebut.
Yang pasti, saat ini, Jasamarga Properti memiliki landbank di Bogor, Sidoarjo dan Surabaya. Dengan total luas landbank mencapai 50 hektare (ha)–100 ha.
Direktur Utama PT Jasamarga Properti Irwan Artigyo Sumadyo menambahkan, lewat sinergi, Jasamarga Properti tak akan banyak menyedot dana investasi untuk pengembangkan. "Kami bisa saling mengisi, " ujarnya.
Adapun, sinergi PPRO yang sudah dilakukan, salah satunya dengan adalah pembangunan komersial proyek Colomadu, bekas pabrik gula di Jawa Tengah dengan Jasa Marga Properti. "Kelak di sana akan dibangun selain heritage-nya, pembangunan untuk proyek komersial, seperti MICE," ujar Irwan.
Adapun dari aneka sinergi, PPRO berharap bisa meraup marketing sales yang tahun ini ditargetkan Rp 3,9 triliun. Adapun tahun lalu, PPRO berhasil meraup marketing sales Rp 3,01 triliun dengan laba bersih Rp 444 miliar. Sementara tahun ini, PPRO menargetkan bisa meraup laba bersih sebanyak Rp 528 miliar.
Target ini diyakini akan tercapai. Pasalnya, PPRO tengah membangun tahun ini adalah fokus membangun high rise builing, baik untuk hunian dan juga kawasan komersial yang bisa dimanfaatkan untuk pusat perbelanjaan. "Mall di Bekasi salah satunya sudah buka, ada juga hotel di Surabaya," ujar Taufik.
PPRO juga sudah menyelesaikan pembangunan proyek Hotel Kaza di Surabaya. PPRO juga tengah membangun Prime Park Hotel & Convention di Lombok serta proyek di Labuan Bajo untuk segmen hospitality.
PP Properti juga tengah dalam proses perizinan untuk pembangunan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD). Antara lain di Stasiun Juanda, Tanah Abang serta Jababeka. Manajemen PPRO meyakini perizinan akan selesai pada kuartal II-tahun 2018.
Tak hanya itu, PPRO juga menyasar proyek dekat kampus antara lain di Universitas Indonesia dan kampus-kampus unggulan lain di Depok; Universitas Padjajaran, ITB dan STPDN di Bandung; Universitas Muhammadiah dan Universitas Brawijaya di Malang; dan Universitas Airlangga dan ITS di Surabaya.
Taufik berharap, aneka proyek itu akan menopang pendapatan PPRO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News