Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah benar-benar tak kuat lagi menahan berbagai gempuran. Pada pukul 11.44 tadi, rupiah diperdagangkan pada level Rp 11.743 per US$. Bahkan, sebelumnya, rupiah sempat mencium posisi Rp 11.800 per US$.
Menurut Rachmat Wibisono, dealer valas Bank Rakyat Indonesia, pelemahan rupiah ini masih terseret pengaruh anjloknya bursa global dan regional. “Tapi kondisi ini memang dialami oleh banyak negara, tidak hanya Indonesia saja,” jelasnya kepada KONTAN.
Rachmat mengatakan, saat ini, faktor fundamental di Indonesia masih baik. Namun, sepertinya investor lebih bertindak irasional. “Padahal, dengan kondisi bursa seperti sekarang merupakan waktu yang tepat untuk masuk. Sebab mereka bisa mendapatkan aset murah dengan nilai besar,” jelasnya.
Untuk itu, Rachmat menilai, Pemerintah Indonesia harus melakukan intervensi melalui perbaikan struktur ekonomi. Ada tiga usulan yang ia ajukan. Pertama, menjaga tingkat konsumsi atau daya beli masyarakat. Kedua, menjaga tingkat inflasi sehingga Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan tingkat suku bunga untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sedangkan yang ketiga, mempercepat ekspansi fiskal sehingga dapat menciptakan lapangan tenaga kerja baru.
Ia kemudian memprediksi, hari ini, rupiah akan ditutup pada level Rp 11.300. Sedangkan selama sepekan ini, Rachmat meramal rupiah akan bergerak liar dengan posisi tertinggi mencapai Rp 12.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News