Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah kembali terkapar di hadapan dollar Amerika Serikat akibat tekanan eksternal. Mengutip Bloomberg, kurs rupiah di pasar spot terkoreksi 0,69% ke level Rp 15.179 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga merosot 0,29% ke level Rp 15.133 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, pelemahan rupiah yang terjadi pada Kamis (4/10) hari ini disebabkan oleh positifnya sejumlah data ekonomi AS yang dirilis kemarin.
Salah satunya adalah data ADP non-farm payroll AS bulan September yang berada sebanyak 230.000 orang atau lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 185.000 orang. Hasil tersebut kian memperkuat posisi dollar AS.
Dollar AS juga makin perkasa berkat pernyataan Ketua The Federal Reserves, Jerome Powell bahwa roda perekonomian AS masih berjalan mulus. Pernyataan ini meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS di bulan Desember nanti.
Tidak hanya itu, dollar AS juga diuntungkan oleh krisis yang terjadi di Italia akibat defisit anggaran yang besar dan tidak sesuai dengan jumlah utang di negara tersebut. “Krisis ini membuat mata uang emerging market rentan terkoreksi,” ujar Faisyal.
Pelemahan rupiah juga sulit dibendung mengingat Indonesia masih mengalami defisit neraca perdagangan. “Pasar khawatir defisit tersebut sulit diatasi apalagi di bulan Desember nanti permintaan terhadap dollar AS akan meningkat untuk keperluan belanja akhir tahun dan pembayaran utang,” ungkapnya.
Faisyal menilai, pelemahan rupiah masih berpotensi terjadi pada perdagangan Jumat (5/10) esok. Apalagi, besok akan ada data non-farm payroll dan tingkat pengangguran yang dirilis pemerintah AS.
Jika hasilnya positif, tren penguatan dollar AS akan kembali berlanjut. Ia memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.100—Rp 15.250 per dollar AS pada esok hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News