Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) tahun ini fokus untuk memasarkan produk-produk yang asetnya mengacu pada perusahaan global disruption. Bahkan manajer investasi tersebut mengaku tidak akan terlalu masif merilis produk baru tahun ini, dan fokus meningkatkan asset under manager (AUM) pada produk-produk terdahulu.
"Strategi kami tahun ini, mau memasarkan produk-produk global disruption untuk investor yang mau berinvestasi ke global market," kata Direktur Utama MMI Alvin Pattisahusiwa Kamis (5/3).
Baca Juga: Ditekan sentimen virus corona, kinerja Mandiri Manajemen Investasi masih tumbuh
Beberapa produk tersebut seperti Reksadana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU) yang telah dirilis tahun lalu ini, memiliki fitur pencairan di hari yang sama atau T+0. Produk tersebut juga turut mendukung ekosistem digital dengan menyasar e-wallet dari industri fintech.
Targetnya, lewat produk ini emiten bisa mengumpulkan AUM hingga Rp 1 triliun, di mana saat ini baru terkumpul Rp 100 miliar.
Selain itu, ada Reksadana Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) yang berinvestasi pada portofolio Efek Syarah di luar negeri. Produk tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan disruption pada level global, seperti berinvestasi di Alibaba, perusahaan biotechnology, perusahaan farmasi yang mencari obat-obat dan teknologi baru, sehingga memberikan kesempatan untuk berinvestasi di luar.
"Saat ini MGSED membukukan AUM sekitar US$ 25 juta hingga US$ 27 juta, harapannya tahun ini bisa tumbuh hingga US$ 100 juta, atau naik empat kali lipat," ujarnya.
Sedangkan untuk produk alternatif investment, Alvin menargetkan AUM yang terkumpul tahun ini bisa mencapai Rp 2 triliun hingga Rp 2,5 triliun. Capaian tersebut, rencananya akan ditopang oleh rilis produk terbaru tahun ini yaitu, KIK EBA Syariah yang rencananya bakal dirilis pada semester I-2020.