kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun penuh tantangan bagi Electronic City


Kamis, 09 April 2015 / 14:22 WIB
Tahun penuh tantangan bagi Electronic City
ILUSTRASI. Beberapa jenis teh dipercaya bisa menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi pembuluh darah dan meningkatkan kesehatan jantung


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Penjualan PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) tumbuh 10,6% year on year (yoy) menjadi Rp 2,2 triliun tahun 2014. Walau penjualan naik, namun laba bersih ECII turun 37,4% menjadi Rp 129,5 miliar.

Analis KDB Daewoo Securities Indonesia Reynaldi Effendy dalam risetnya pada 8 April 2015 menyatakan, biaya operasional yang tinggi telah menekan laba ECII. Pada tahun lalu biaya operasional ECII 49,7% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Biaya operasional mengambil porsi 14,8% dari total pendapatan perseroan.

Untuk memperbesar pangsa pasar, ECII telah membuka toko baru. Hal itu membuat beban operasional membengkak, terutama pada biaya sewa dan layanan. Di sisi lain toko baru belum menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengompensasi beban usaha.

Pada 2014 perusahaan ini membuka 11 gerai baru sehingga jumlah menjadi 67. ECII berencana membuka 5-7 gerai baru tahun ini dan memperbaharui 6 gerai lama di akhir 2015.

Managemen ECII menargetkan pendapatan tahun ini akan tumbuh 10% - 15% dengan pertumbuhan laba bersih 5% - 6%. Untuk menggenjot kinerjanya, ECII menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 200 miliar. Sekitar 50% dari total capex akan digunakan untuk pengembangan jaringan e-commerce.

Dengan ekspansi agresif, Reynaldi optimis ECII dapat mencapai target kinerja tahun ini. Dalam jangka panjang, Reynaldi yakin ECII akan menperoleh manfaat dari meningkatnya pemerintaan alat elektronik, khususnya gadget dan peralatan rumah tangga. "Lembaga riset Euromonitor memperkirakan permintaan alat elektronik akan meningkat 8% CAGR selama tiga tahun ke depan," tulis Reynaldi.

ECII mulai operasi pada 2011 dan menguasai 44,6% pangsa pasar berdasarkan angka penjualan tahun 2014. Dengan merek toko Electronic City dan Electronic City Outlet, perseroan mampu memanfaatkan segmen pelanggan yang berbeda. Toko Electronic City menargetkan segmen menengah dan menengah ke atas, sementara Electronic City Outlet menargetkan entry-level dan segmen menengah.

ECII menjual empat kategori produk utama, yakni audio dan peralatan video yang berkontribusi 50,5% terhadap pendapatan tahun 2014, kemudian peralatan rumah tangga 31,4%, perangkat mobile dan IT 12,1%, serta kamera dan peralatan kantor 6%.

Menurut Reynaldi, tahun ini cukup menantang bagi ECII. Perseroan memasang target laba bersih yang cukup ambisius.

Pasalnya Reynaldi khawatir biaya operasional tahun ini lebih tinggi dari pendapatan. Hal ini mengingat adanya beberapa hal seperti kenaikan biaya gaji dan biaya sewa. Selain itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu bisa membuat inflasi tinggi sehingga daya beli masyarakat melemah. ECII juga menghadapi kemungkinan persaingan yang cukup ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×