Reporter: Aloysius Brama | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kabel PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) menargetkan pertumbuhan pendapatan serta laba 20% lebih tinggi dari raihan di tahun 2018 lalu. Direktur PT Kabelindo Murni Tbk Petrus Nugroho mengatakan, pihaknya optimistis dapat merealisasikan target itu di akhir tahun.
Bukan tanpa alasan, kinerja perusahaan sepanjang kuartal I-2019 menjadi tolok ukur bahwa rencana perusahaan masih di atas jalur yang tepat. “Proyeksi di kuartal I lalu tercapai 95%,” ungkap Petrus, Rabu (29/5).
Sepanjang kuartal I-2019, KBLM membukukan pendapatan sebesar Rp 269, 64 miliar. Jumlah itu naik 21,75% secara year on year, dimana pada tahun lalu pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 221,70 miliar.
Dari sisi bottom line atau laba, perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan laba yang lumayan. Duit sebesar Rp 2,84 miliar dicatatkan sebagai laba perusahaan selama triwulan I-2019. Angka itu tumbuh 213% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 904,47 juta.
Petrus menyebut produk low voltage mendominasi penjualan kabel dengan jumlah mencapai Rp 175,26 miliar. Jumlah itu setara dengan 65% dari total penjualan. Petrus menyebut, untuk produk itu perusahaannya lebih banyak memenuhi kebutuhan swasta.
Sedangkan sekitar 30% dari penjualan produk KBLM atau sekitar Rp 80,89 miliar disumbang dari penjualan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN). “Kami supply produk (kepada PLN) yaitu medium voltage cable dan bare conductor,” jelas Petrus, Rabu (29/5).
Sedangkan sisanya yakni sekitar 5% disumbang dari penjualan control cable kepada pihak lain seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Untuk tahun ini, Petrus mengatakan perusahaannya akan lebih berfokus menggarap penjualan untuk produk-produk kabel low voltage. “Low voltage lebih banyak dipesan swasta,” jelas Petrus.
Oleh karena itu, KBLM sendiri pada tahun ini lebih memfokuskan diri untuk memperkuat kinerja produksi low voltage cable.
Terbukti, separuh capital expenditure perusahaan tahun ini telah dipakai untuk membeli mesin penunjang produksi low voltage cable. “Kami sudah gunakan Rp 10 miliar dari alokasi capex tahun ini Rp 20 miliar,” ujar Petrus.
KBLM akan menambah kapasitas produk kabel low voltage menjadi 800 ton.
Sedangkan KBLM sepertinya tidak terlalu mengandalkan proyek dari PLN. Hal tersebut tampak dari tidak adanya kontrak baru KBLM dengan PLN untuk tahun ini. Berdasarkan laporan keuangannya, sepanjang kuartal I 2019, KBLM tidak sepeserpun mencatat penjualan ke PLN.
Petrus mengatakan untuk tahun ini, perusahaannya hanya akan melanjutkan kontrak proyek dari tahun lalu. “Ada proyek penggantian jaringan (reconductoring) di Lampung dan Medan,” jelas Petrus.
Untuk itu, realisasi kontribusi dari proyek PLN diproyeksikan hanya sebesar 15% dari omzet tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News