Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) terus mencatat penguatan. Tahun ini, CPO bahkan minim sentimen negatif.
Wahyu Tri Wibowo, analis PT Central Capital Futures mengatakan, kecenderungan harga CPO untuk rebound sudah terlihat sejak akhir tahun lalu. "El Nino berdampak besar pada pergerakan harga CPO," ujarnya.
Harga CPO mulai menanjak pada Juni tahun lalu ketika mulai memasuki bulan Ramadhan. Hingga saat ini, kenaikan harga sudah mencapai 24%. Sedangkan sepanjang tahun 2016, harga CPO telah menguat hingga 10% di tengah kekhawatiran semakin tipisnya pasokan global akibat El Nino terparah sejak tahun 1997.
"Penurunan produksi CPO paling tajam dalam setidaknya tujuh tahun terakhir dapat membawa rally kuat pada harga CPO," imbuh Wahyu.
Ahli industri telah memperkirakan produksi global akan turun 2 hingga 3 juta ton tahun ini dan mengangkat harga hingga RM 3.000 pada pertengahan tahun.
Wahyu menilai CPO masih lebih baik dari komoditas lainnya. Meski ancaman perlambatan ekonomi hingga kemungkinan naiknya suku bunga The Fed akan mempengaruhi harga komoditas termasuk CPO. "Saya tidak pernah bicara tren jatuh pada harga CPO," ungkap Wahyu.
Di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi, permintaan CPO justru menujukan peningkatan. Menurut data GAPKI, ekspor CPO Indonesia bulan Februari meningkat menjadi 2,29 juta ton dari bulan sebelumnya 2,1 juta ton. Lalu data intertek menunjukkan ekspor CPO Malaysia periode 1 - 25 Maret 2016 menguat 12,6% menjadi 886.749 metrik ton dibanding periode sama bulan sebelumnya.
Mengutip Bloomberg, Selasa (29/3) pukul 16.12 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,61% ke level RM 2.779 atau US$ 697,1 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Angka ini merupakan level tertinggi sejak Maret 2014. Dalam sepekan terakhir, CPO telah menguat 2,47%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News