Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kinerja PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tahun 2015 mendatang diperkirakan akan menyusut dibanding pencapaian tahun ini. Laba ditaksir berkurang sekitar 15% dari perkiraan laba tahun ini yang sebesar Rp 2,54 triliun.
Berdasarkan proyeksi yang dibuat manajemen, laba LPKR tahun depan diperkirakan ada di kisaran Rp 2,16 triliun. Sedangkan, pendapatan tahun depan diproyeksikan turun tipis sebesar 0,5% menjadi Rp 11,61 triliun dari Rp 11,68 triliun perkiraan pencapaian tahun ini.
Penurunan ini disebabkan tingginya pendapatan dan laba dari bisnis non reguler (extraordinary) di 2014. Budi Ketut Wijaya, Presiden Direktur LPKR menjelaskan, pendapatan dari reguler bisnis tahun ini ditaksir mencapai Rp 8,35 triliun atau naik 25% secara year-on-year (yoy). Tahun depan, pendapatan dari segmen ini diproyeksikan naik 32% menjadi Rp 11,01 triliun.
Kemudian, laba pada bisnis reguler ini di akhir 2014 bisa mencapai Rp 1,39 triliun. Sementara tahun depan, bisa naik 40% menjadi Rp 1,94 triliun. Adapun, pendapatan dari bisnis extraordinary emiten properti milik Grup Lippo tersebut tahun ini mencapai Rp 3,29 triliun dan laba Rp 1,15 triliun.
Tahun depan, dari jenis bisnis ini, LPKR diperkirakan hanya bisa mengantongi pendapatan Rp 600 miliar dan laba Rp 222 miliar. Penjualan Lippo Mall Kemang yang rampung pada kuartal IV-2014 akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan extraordinary perseroan tahun ini.
Manajemen memperkirakan marketing sales properti LPKR di 2014 mencapai Rp 5,2 triliun. Angka ini tumbuh 26,82% dari pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 4,1 triliun.
"Kami akan secara cermat mengelola balance sheet dan melanjutkan program asset light LPKR," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/12)
Sebagai bagian dari pelaksanaan program strategi asset light yang berkelanjutan, penjualan aset ke real estate investment trust (REIT) diharapkan bisa turut menyumbang fulus perseroan tahun depan.
Pada proyeksi awal ini, lanjut dia, pihaknya telah menyusun rencana bisnis dengan mempertimbangkan segala tantangan baik dalam jangka pendek dan jangka menengah. Termasuk di antaranya terkait likuiditas yang semakin ketat, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan tekanan inflasi.
Selain akan tetap fokus pada proyek-proyek skala besar yang terintegrasi, LPKR juga akan fokus pada bisnis di sektor kesehatan melalui Siloam Hospital.
"Siloam Hospitals terus berekspansi menambah jumlah rumah sakit secara nasional," imbuh Budi.
Perluasan jaringan rumah sakit ini diharapkan bisa menambah pundi-pundi perseroan, terutama pendapatan berulang (recurring income). Tahun depan, recurring income ditargetkan bisa naik 37% yoy menjadi Rp 6,5 triliun. Adapun, pendapatan dari pengembangan (development) meningkat 25% menjadi Rp 4,6 triliun.
Pada 2015 mendatang, LPKR menargetkan bisa mencatatkan kenaikan marketing sales sekitar 15-25%. Target ini di luar penjualan ke REIT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News