Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pada 12 bulan ke depan (September 2013 sampai September 2014), PT Indosat Tbk (ISAT) mesti menyiapkan dana sekitar Rp 5,41 triliun guna membayar utang. Utang itu terdiri utang berdenominasi rupiah sebesar Rp 4,63 triliun dan utang berdenominasi dollar AS sebesar US$ 69,19 juta.
Dengan menggunakan kurs 1 US$= Rp 11.400, maka utang dollar AS perseroan setara dengan Rp 788,76 miliar. Berdasarkan keterangan resmi manajemen, di triwulan IV 2013 ini, perseroan memiliki utang dollar AS yang jatuh tempo senilai US$ 13,44 juta.
Utang itu merupakan cicilan pinjaman dari SEK tranch A, tranche V dan cicilan fasilitas pinjaman komersial sembilan tahun. Di awal tahun 2014, emiten halo-halo ini kembali harus memenuhi kewajibannya untuk membayar utang dan cicilan utang.
Ada RCF BCA yang totalnya mencapai Rp 1,5 triliun dan cicilan pinjaman SEK tranche B senilai US$ 11,07 juta. Selain itu, perseroan juga harus membayar cicilan HSBC Prancis-Coface dan cicilan HSBC Prancis-Sinosure yang masing-masing sebesar US$ 7,85 juta dan US$ 2,21 juta.
Di kuatal II-2014, ISAT juga memiliki utang jatuh tempo obligasi dengan total nilai Rp 1,63 triliun. Sebesar Rp 1,23 triliun merupakan obligasi V seri A dan Rp 400 miliar berupa sukuk ijarah II.
Perseroan juga memiliki tanggungan berupa utang RCF Mandiri senilai Rp 1,5 triliun. Di periode yang sama, anak usaha Ooredoo Group ini juga harus membayar sejumlah cicilan utang dollar yang totalnya sebesar US$ 13,49 juta. Adapun, Di kuartal III-2014 jumlah cicilan yang harus dibayar mencapai US$ 21,13 juta.
Per akhir September 2013, utang kotor perseroan mencapai Rp 26,22 triliun. Indosat melakukan hedging alias lindung nilai atas kurs sebesar US$ 175 juta atau 18,5% dari total obligasi dan pinjaman yang berdenominasi dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News