Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Prasetya Gunadi, analis Samuel Sekuritas menilai sektor CPO akan diuntungkan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang akan menambah kadar sawit pada biodiesel menjadi 35-40% tahun ini dari sebelumnya 30%.
Dalam risetnya yang dirilis pada 23 Desember 2022, Samuel Sekuritas memperkirakan sentimen tersebut berpotensi mendongkrak permintaan CPO hingga 25%.
Selain itu, juga akan didorong prospek permintaan produk sawit dari China dan India, sebagai importir utama produk sawit global, yang meningkat tahun ini seiring dengan pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
“Hal-hal tersebut dapat mendukung harga CPO untuk berada di level tinggi, rata-rata 4.000 ringgit per ton, di atas level pra-pandemi, bahkan dengan keputusan Uni Eropa yang terus mengurangi dan menghentikan penggunaan CPO di zona tersebut secara bertahap,” tulis riset tersebut.
Baca Juga: Sumber Tani Agung (STAA) Merealisasikan Ekspansi Produk Hilir Sawit
Dengan pertimbangan ini, Prasetya Gunadi memasukkan rekomendasi saham-saham sektor perkebunan menjadi overweight. Itu artinya, Samuel sekuritas menyakini kinerja saham sektor itu akan lebih baik di masa depan dari saham lainnya di sektor industri yang sama.
Dua saham yang masuk rekomendasi Samuel yakni PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) atau STA Resources dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).
“Kami masih mempertahankan rating overweight untuk sektor CPO, dengan top pick kami di sektor CPO adalah TAPG dengan target harga Rp 910 dan STAA dengan target harga Rp 1.400 per saham,” tulis Prasetya
Alasan Samuel memilih dua emiten itu karena umur tanaman sawit kedua produsen CPO ini masih relatif muda, sehingga volume produksi masih dapat bertumbuh signifikan.
Kedua emiten ini juga terus mengimplementasikan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan (Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang membantu meningkatkan investasi berkelanjutan (ESG).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News