Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengantongi pendapatan hingga US$ 782,01 juta sepanjang 2019. Angka ini naik 1% dibandingkan pendapatan di tahun 2018 yang sebesar Rp US$ 776,9 juta.
Berdasar laporan keuangannya, pendapatan tersebut dikontribusikan dari penjualan kepada VCL sebesar 79,98% atau setara US$ 625,43 juta. Sebesar US$ 156,58 juta sisanya dari hasil penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd. (SMM). Asal tahu saja, VCL merupakan pihak berelasi yang berdomisili di Kanada, sementara SMM berdomisili di Jepang.
Baca Juga: Pendapatan naik tipis, laba bersih Vale Indonesia (INCO) tahun lalu turun 5,14%
Pertumbuhan pendapatan yang dicatatkan INCO ditopang oleh peningkatann harga nikel di semester II tahun 2019. Adapun harga realisasi rata-rata tahun 2019 adalah US$ 10.855 per ton, 6% lebih tinggi dibandingkan harga realisasi rata-rata tahun 2019.
Berdasar keterangan yang disampaikan sebelumnya, berkat kenaikan harga ini laba sebelum pajak penghasilan (EBIT) di tahun 2019 menjadi US$ 89,1 juta.
" Pendapatan kami bergantung pada harga nikel dunia yang sangat fluktuatif," tambah Adi Susation, Director Finance & Control PT Vale Indonesia Tbk ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (21/2). Oleh karenanya, pada tahun 2020 akan fokus pada yang bisa dikontrol yakni produksi dan biaya.
Adapun tingkat produksi INCO tahun ini diperkirakan sama dengan tahun 2019. Berdasar catatan Kontan.co.id, tahun lalu NICO memproduksi 71.025 metrik ton nikel atau turun 5,05% secara tahunan.