kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun 2018, emiten sulit mempertahankan struktur biaya seperti tahun lalu


Kamis, 22 Maret 2018 / 00:07 WIB
Tahun 2018, emiten sulit mempertahankan struktur biaya seperti tahun lalu
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sembilan dari sepuluh emiten berkapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata pertumbuhan pendapatan 12,07% year on year (yoy) di 2017. Sementara itu, rata-rata laba sembilan emiten yang merajai kapitalisasi pasar tersebut adalah 21,03% yoy di 2017.

Kepala Riset Koneksi Kapital Sekurias Alfred Nainggolan bilang, pertumbuhan ini belum bisa menyimpulkan bahwa daya beli masyarakat sudah baik. Pasalnya, dari sisi volume penjualan, Alfred tak melihat banyak peningkatan. Lebih lanjut ia menyimpulkan bahwa pertumbuhan kinerja ini lebih banyak didorong oleh efisiensi perusahaan.

Di tahun 2018 ini, Alfred memprediksikan bahwa faktor efisiensi tersebut akan mengecil. Ia melihat ada kecenderungan emiten untuk mempertahankan struktur biaya (cost) yang sama dengan 2017 oleh emiten. “Peluang untuk membuat lebih efisien lagi relatif cukup sulit,” tambah Alfred, Rabu (21/3).

Dengan demikian, Alfred optimistis bahwa pendorong kinerja emiten big caps di tahun 2018 adalah karena penjualannya. Secara sektoral, Alfred melihat bahwa sektor komoditas batubara dan afiiliasinya akan menarik tahun 2018.

Salah satu saham big caps terkait sektor ini adalah PT United Tractors Tbk (UNTR). Hal ini terkait harga batubara yang diperkirakannya masih kuat. Dengan demikian, pembentukan harga kontrak baru batubara pun akan naik signifikan.

Selanjutnya ia menyebut sektor perbankan masih akan prospektif. Ada fee based income di sektor perbankan yang menurut Alfred cukup mengambil peran. Aktivitas ekonomi yang diprediksikan akan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, tentunya turut menaikkan tingkat penggunaan jasa perbankan.

Sepakat, Aria Santoso, pengamat pasar modal jug amelihat bahwa sektor perbankan masih prospektif. Hal ini dipicu kebutuhan pembiayaan berbagai sektor bisnis yang diprediksi masih besar. Lalu, kemampuan bank untuk mengendalikan risiko juga terus meningkat.

Sebaliknya, sektor konsumer menurut Alfred masih akan menghadapi tantangan eksternal tahun 2018 ini. “Demand untuk beli produk mereka cukup sulit. Berat bagi consumer untuk tumbuh double digit tahun ini,” ujar Alfred.

“Sektor konsumer tetap harus efisiensi. Bisa juga mengandalkan strategi marketing. Price war tidak akan pernah bisa jadi pilihan,” imbuh Aria.

Di sektor perbankan, Aria menjagokan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

“BMRI dan BBRI secara valuasi masih memiliki potensi kenaikan. Saham di sektor lain, bisa perhatikan saham PT Astra International Tbk (ASII),” ujar Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×