Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tak menyerah melihat kondisi pasar belakangan yang masih terkoreksi. Otoritas pasar modal ini masih melihat peluang pertumbuhan kapitalisasi pasar modal.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menargetkan pada tahun ini kapitalisasi pasar modal bisa mencapai Rp 8.500 triliun. Sedangkan pada 2020, kapitalisasi pasar modal ditargetkan bisa mencapai Rp 10.000 triliun.
Saat ini, IHSG memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 7.052,61 triliun. Belakangan, angkanya menyusut seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar.
Perkembangan kapitalisasi akan ditentukan oleh relokasi dana asing, dana beredar domestik, dan kondisi ekonomi serta sektor keuangan Indonesia. “Tugas kami juga mengajak perusahaan untuk IPO,” kata Tito.
Dia masih berkeyakinan, koreksi pasar yang terjadi belakangan ini membuka kesempatan bagi investor baru untuk masuk. Berdasar hukum pasar, kata Tito, tiap-tiap investor memiliki target dan alokasi untuk masuk ke pasar apabila harganya sudah sesuai.
“Investor asing yang lama ingin cepat-cepat jual, tapi akan ada juga investor baru yang beli. Foreign investor ini terus bertambah walaupun secara jumlah belum tinggi,” ujarnya.
Selain itu, BEI juga mendorong perusahaan untuk go public. Langkah ini juga dinilai tepat untuk meningkatkan kapitalisasi pasar saham. Dia menyatakan, saat ini BEI sudah mendata ada 18 perusahaan yang sedang diproses menuju perusahaan terbuka. “Minimum dari 18, yang pasti ada 10 perusahaan bisa IPO,” imbuhnya.
BEI juga menyatakan sudah berbicara dengan 4-5 perusahaan multinasional. Dia membidik perusahaan yang 30% pendapatannya dari Indonesia, bisa listing di BEI. Hal ini juga untuk memberikan kesempatan publik untuk bisa merasakan manfaat kehadiran perusahaan tersebut. “Mereka sudah ketemu saya dan bicara,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News