Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Harga komoditas tambang yang membuat pendapatan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merosot. Dalam laporan kinerja kuartal empat 2008 yang belum diaudit, ANTM hanya mampu meraup pendapatan sebesar Rp 2,1 triliun. Angka ini anjlok 38% ketimbang penjualan pada periode yang sama 2007.
Longsornya pundi-pundi di kuartal tersebut berdampak ke pendapatan ANTM sepanjang tahun lalu. "Tahun 2008 lalu Antam mengantongi total pendapatan belum diaudit sebesar Rp 9,5 triliun," kata Sekretaris Perusahaan ANTM Bimo Budi Satriyo dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), hari Jumat lalu (30/1).
Padahal, pada tahun 2007, ANTM mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 12 triliun. Ini berarti, total pendapatan ANTM tahun lalu merosot sekitar 21%.
Bimo bilang, turunnya pendapatan ANTM itu lantaran volume penjualan yang menyusut. Turunnya harga jual komoditas nikel, salah satu dagangan andalan ANTM juga turut menciutkan pendapatan emiten yang acap mendapat sebutan Antam ini.
Penjualan feronikel, yang seluruhnya merupakan ekspor, turun 47% pada kuartal empat 2008 menjadi 4.409 ton nikel dalam feronikel (TNi). Volume penjualan jatuh lantaran permintaan dari konsumen semakin sepi menyusul memburuknya kondisi ekonomi dunia. Namun sepanjang 2008, penjualan feronikel Antam hanya turun 3% menjadi 17.026 TNi.
Dus, karena permintaan turun, volume produksi feronikel ANTM pun juga menyusut. Volume produksi feronikel ANTM di 2008 turun 5% menjadi 17.566 ton. Tahun ini, volume produksi feronikel agaknya masih belum pulih. "ANTM hanya menargetkan volume produksi 12.000 TNi di 2009," kata Bimo.
Sementara volume penjualan bijih nikel kadar tinggi ANTM sepanjang 2008 mencapai 3,5 juta weight metrik ton (WMT). Total nilai penjualan bijih nikel kadar tinggi pada 2008 tercatat sebesar Rp 2,089 triliun. Nilai penjualan ini turun 31% dari tahun 2007.
Bukan hanya nikel, produksi bauksit Antam juga turun sebesar 8% pada 2008. Produksi bauksit ANTM 2008 tercatat 1,15 juta WMT. Walau begitu, nilai pendapatan Bauksit malah mengalami kenaikan 23% menjadi Rp 159 miliar seiring dengan kenaikan harga bauksit.
Pada 2008 lalu, ANTM hanya mampu menaikkan produksi bijih emas dan perak. Sepanjang 2008, produksi emas naik menjadi 2.833 kilogram (kg) dan produksi perak naik 5% menjadi 25.348 kg.
Namun, pada tahun ini, ANTM menurunkan target produksinya. Untuk emas ANTM hanya menargetkan 2.821 kg atau turun 0,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News