Reporter: Rika Theo, Reuters |
SYDNEY. Euro mengalami pelemahan besar hari ini (3/8). Harapan pasar yang melambung sejak minggu lalu ternyata tak dipenuhi European Central Bank. Dalam rapatnya kemarin malam, ECB tak mengumumkan langkah apapun untuk menjaga euro.
Namun, pelemahan lebih jauh mungkin akan terbatas karena investor masih menanti data upah tenaga kerja non pertanian (nonfarm payroll) yang terbit pukul 12.30 GMT.
Euro berada di level US$ 1,2179, setelah sebelumnya melemah sekitar 3 sen menuju US$ 1,2134. Ini adalah level terendahnya dalam satu minggu.
ECB memang mengindikasikan akan membeli surat utang pemerintah demi meredam biaya dana Spanyol dan Italia, masalahnya itu tidak langsung dilakukan. Intervensi itu takkan dilakukan sebelum September, dan hanya bisa jika pemerintah zona Euro yang mengambil dana bail out ikut serta ebrsama ECB dalam membeli surat utang.
“EUR/USD menganggap itu sebagai kabar buruk,” kata Christopher Vecchio, Analis Valas DailyFX.
Titik resistance kuat euro kemungkinan terletak di sekitar penguatan tertingginya yang treakhir yaity US$ 1,2390-US$ 1,2406. Sedangkan titik support-nya terletak di sekitar US$ 1,2042. Bahkan bukan tak mungkin euro menuju titik terlemah di 2010 yakni pada level US$ 1,1876.
Di pihak lain, indeks dollar melambung kembali ke 83,33, dari level terlemahnya dalam empat minggi di 82,198.
Saat ini, pasar juga masih menantikan data tenaga kerja AS. Polling analis Reuters umumnya memprediksi tenaga kerja bertambah 100.000 di Juli sehingga angka pengangguran tetap 8,2%.
Jika angka pengangguran itu nanti lebih tinggi dari perkiraan, pasar akan kembali berspekulasi bahwa The Fed mungkin akan menyuntikkan stimulus baru. Ini akan memberi tenaga bagi dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News