kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45998,34   4,74   0.48%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suspensi dibuka, harga saham 3 bank ini melejit lagi


Jumat, 05 Maret 2021 / 19:26 WIB
Suspensi dibuka, harga saham 3 bank ini melejit lagi
ILUSTRASI. Kenaikan harga saham bank-bank kecil tak lepas dari adanya isu mengenai bank digital.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tujuh saham perbankan mencatatkan kenaikan harga kumulatif yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menyetop sementara perdagangan saham tujuh bank tersebut pada perdagangan Kamis (4/3).

Ketujuh bank ini merupakan bank dengan nilai kapitalisasi pasar yang kecil. Adapun saham-saham tersebut meliputi PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), dan PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA).

Pada Jumat (5/3), empat dari tujuh saham tersebut kembali diperdagangkan dan mayoritas mencatat kenaikan harga. Pada penutupan perdagangan Jumat (5/3), saham BKSW melesat 21,37% ke Rp 318 per saham, saham BMAS melejit 25% ke Rp 1.225 per saham, dan saham AGRS melonjak 16,67% ke Rp 805 per saham.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menyampaikan, kenaikan harga tersebut tak lepas dari adanya isu mengenai bank digital. Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana merilis POJK terkait dengan bank digital sebelum pertengahan tahun ini.

Baca Juga: BEI buka lagi perdagangan saham 4 bank ini, Jumat (5/3)

OJK juga bakal mengatur batas modal minimal bank digital melalui peraturan OJK (POJK). Nantinya aturan itu akan mensyaratkan pendirian bank digital harus memenuhi modal minimal Rp 10 triliun.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr juga mengatakan hal senada. Selain tersulut isu bank digital, mayoritas saham-saham tersebut terkerek cukup signifikan lantaran adanya spekulasi akuisisi bank-bank kecil oleh bank besar.

OJK telah mewajibkan bank memenuhi ketentuan modal minimum sebesar Rp 3 triliun ada tahun depan. Dengan begitu, pelaku pasar berekspektasi bebera perbankan akan melakukan merger.

“Memang sekarang ini sifatnya masih ekspektasi, dan sejauh ini belum ada konfirmasi bank kecil mana yang akan diakuisisi,” ungkap Zamzami, Jumat (5/3).

Ia memandang, sentimen ini masih akan mewarnai pergerakan saham-saham kecil tersebut ke depannya. Hanya saja, apabila ekspektasi tersebut tidak terjadi, maka kemungkinan akan ada koreksi.

Menurut Zamzami, kecil kemungkinan harga saham bank tersebut digerakan oleh investor ritel seperti yang terjadi pada saham Gamestop. “Ritel di kita kayaknya enggak satu suara seperti Wallstreetbets Reddit. Mungkin jadinya agak sulit. Terus kan pilihannya banyak bank kecil, ini jadi terpecah,” terangnya.

Jika melihat data RTI, pada perdagangan Jumat (5/3), broker yang menjadi top buyer saham BACA adalah Mirae Asset Sekuritas (YP), Indopremier Sekuritas (PD), dan Mandiri Sekuritas (CC). Sementara itu, BNI Sekuritas (NI) bertindak sebagai pembeli saham BMAS, dua sekuritas lainnya ada YP dan CC.

Meski pada tahun ini diproyeksikan ada pemulihan ekonomi, Zamzami menilai, bisnis perbankan kecil lebih sulit untuk berkompetisi dengan bank-bank besar yang mendominasi dan makin besar.

Sebagai spekulasi, ia menyarankan pelaku pasar untuk trading cepat dengan porsi yang kecil dari portfolio. Zamzami juga menyarankan pelaku pasar untuk tidak mengejar saham-saham ini apabila profil risikonya tidak cocok dengan saham-saham volatil.

Selanjutnya: Saham bank-bank kecil melesat, analis: Hati-hati koreksi teknikal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×