Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham bank kecil mengalami kenaikan harga yang signifikan kemarin, Kamis (4/3). Akibatnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham tujuh bank pada perdagangan kemarin.
Ketujuh emiten tersebut meliputi PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), dan PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA)
Kepala Riset Kiwoon Sekuritas Ike Widiawati menjelaskan naiknya harga saham yang cukup signifikan karena adanya peraturan terkait batasan minimal modal inti bank. Oleh sebab itu, pelaku pasar berekspektasi bahwa kemungkinan akan ada banyak aksi korporasi berupa merger perusahaan perbankan.
"Sehingga ada spekulasi bank-bank yang belum memenuhi ketentuan harus melakukan merger atau akuisisi atau penambahan modal dari pemilik bank tersebut," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/3).
Selain itu, adanya kebijakan baru dari OJK yang terkait bank digital yakni modal disetor bank digital minimal sebesar Rp 10 triliun mungkin menjadi kendala bagi beberapa bank mini untuk ikut masuk ke segmen ini. Sedangkan pada era ini teknologi sangat dibutuhkan dan akan menjadi tujuan dan fokus bagi perbankan di masa depan.
Baca Juga: Dari BBYB Hingga AMAR, Lonjakan Harga Saham Bank Kecil Diwarnai Aksi Investor Kakap
"Saya melihat bank-bank kecil harus mulai survive dan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan modalnya baik melalui penambahan modal oleh pemegang sahamnya atau mencari investor baru, atau bahkan harus terus melakukan secondary offering," lanjutnya.
Kenaikan harga saham bank kecil menurutnya, secara fundamental beberapa saham-saham mini memang masih belum terlalu kuat untuk saat ini. Namun, ia menilai dengan adanya kebijakan baru dari otoritas dengan penambahan modal maka harapannya struktur modal dari perbankan dipaksa untuk dapat lebih solid ke depan.
Research Analyst Infovesta Utama Felisya Wijaya menuturkan kenaikan harga saham pada bank-bank kecil didukung oleh beberapa sentimen positif serta ekspektasi investor terhadap prospek perusahaan tersebut. "Contohnya seperti saham BNBA, BBHI, BKSW, BACA yang mendapat kabar akan diakuisisi oleh emiten besar," ungkapnya.
Penguatan harga saham ini juga ditopang oleh tingginya minat investor, khususnya beberapa hari belakangan ini apabila dilihat secara teknikal melalui indicator money flow index (MFI) ketujuh emiten tersebut mengalami kenaikan permintaan juga cukup signifikan.
Kenaikan harga saham tersebut sejalan dengan kinerja perusahaan yang membukukan earnings per share positif pada laporan keuangan terbarunya kecuali untuk saham AGRS yang mencatatkan earnings per share negatif.
"Kenaikan harga saham emiten ini tidak hanya digerakkan oleh investor retail saja. Namun, juga oleh investor institusi karena investor institusi pada dasarnya memiliki buying power yang lebih besar," tuturnya.
Felisya juga menjelaskan, secara fundamental untuk emiten bank kecil tersebut berdasarkan data EPS kuartal III-2020 dibandingkan dengan periode yang sama selama tiga tahun ke belakang mengalami tren penurunan. "Namun beberapa emiten seperti BACA, BBHI, BMAS, INPC, dan BMAS memang masih mencatatkan earnings per share yang positif," sebutnya.
Baca Juga: Harga Saham Bank-Bank Kecil Melonjak Terkerek Isu Neobank
Sementara, untuk emiten yang mengalami lonjakan harga signifikan yang tidak sejalan tidak sejalan dengan fundamentalnya dipengaruhi oleh ekspektasi dari kebanyakan investor yang melihat peluang dan prospek dari saham tersebut.
Menurutnya, ekspektasi investor terhadap sebuah emiten dapat mengangkat harga saham apalagi untuk saham dengan kapitalisasi yang lebih kecil. Namun, ia menilai kenaikan dari sebuah ekspektasi tidak akan bertahan lama apalagi jika secara teknikal harga sahamnya sudah melambung tinggi yang memicu koreksi dalam jangka pendek.
Dari saham-saham tersebut, Felisya bilang bahwa keenam saham bank kecil masih memiliki nilai PBV yang lebih rendah dari rata-rata sektor perkankan sebesar 6,02x kecuali untuk saham BBHI yang sudah mencatatkan PBV sebesar 29,97x dan cenderung mahal. Selain itu, untuk saham seperti BNBA, BBHI, BKSW, BACA investor juga dapat melihat prospek emiten ini dalam jangka panjang setelah diakuisisi apakah akan memberikan kontribusi kinerja yang baik bagi perusahaan atau tidak.
"Untuk ke enam emiten lainnya, meskipun nilai PBV masih lebih rendah daripada rata-rata sektor, tetapi dengan kenaikan harga yang sangat signifikan investor perlu berhati-hati terhadap technical correction," imbuhnya.
Selanjutnya: BEI buka lagi perdagangan saham 4 bank ini, Jumat (5/3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News