Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harga saham PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) terus menggeliat. Kemarin atau sehari setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut penghentian sementara atau suspend perdagangan saham BHIT, harga saham ini masih bergerak liar.
Senin lalu, sesaat setelah suspend dicabut, harga saham BHIT ditutup naik 1,61% ke posisi Rp 630 per saham. Kemudian, pada perdagangan di BEI kemarin, harga saham BHIT kembali melambung 3,17% menuju posisi Rp 650 per saham.
Waktu itu, suspend atas saham BHIT ini dilakukan karena harga saham ini meningkat cukup tinggi selama 16 Februari-24 Februari 2010. Pada penutupan perdagangan 16 Februari lalu, harga saham BHIT masih di level Rp 215 per saham. Tapi, pada Rabu (24/2) pekan lalu, harganya sudah melonjak 188,37% menjadi Rp 620 per saham. Volume transaksinya juga melejit dari 76,14 juta saham menjadi sebanyak 60,96 miliar saham.
Karena itulah, pergerakan saham perusahaan investasi milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini masuk kategori di luar kebiasaan (unusual market activity). Maklum, peningkatan aktivitas transaksinya cukup signifikan.
Uniknya, BEI justru mencabut suspend saham Bhakti Investama sebelum si emiten menyampaikan penjelasannya ke otoritas bursa.
Padahal, BEI sudah melayangkan surat permintaan penjelasan tentang aktivitas perdagangan saham tersebut ke manajemen BHIT.
Bahkan, otoritas bursa berniat memanggil manajemen BHIT untuk mengetahui jawaban yang pasti seputar rencana BHIT.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, menyatakan, penjelasan tersebut tidak mempengaruhi dicabut atau tidaknya suspend saham BHIT. Sebab, yang bermasalah bukan si emiten. "Itu tidak terkait dengan emiten. Tapi pada pola transaksi sahamnya," kata Eddy kepada KONTAN, kemarin.
Adapun mengenai rencana pemanggilan manajemen BHIT, menurut Eddy, keputusan soal rencana itu berada di tangan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI.
Berdasarkan catatan KONTAN, lonjakan harga saham BHIT terjadi setelah perusahaan itu mengumumkan rencana aksi korporasinya pada tahun ini. Mereka antara lain berniat mengakuisisi tambang batubara serta merambah bisnis migas dan asuransi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News