Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) bakal segera mengucurkan pinjaman kepada anak usahanya yakni PT Panca Amara Utama (PAU). Ini merupakan langkah awal perseroan mengerjakan proyek besar pabrik amonia.
Berdasarkan prospektus yang dirilis ESSA akhir pekan ini, pinjamannya senilai US$ 50 juta dan akan dikucurkan secara bertahap mulai September 2014 hingga Desember 2016 dengan tingkat bunga 5% per tahun. "Pencairan pertama akan dilakukan bukan September mendatang," tulis manajemen ESSA.
Perlu diketahui, kucuran pinjaman tersebut merupakan syarat pendahuluan agar PAU bisa mencairkan pinjaman sekitar US$ 500 juta dari International Finance Corporation (IFC). Nantinya, dana IFC ini digunakan untuk menambal biaya pembangunan pabrik ammonia yang berada di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Biaya pembangunan pabrik itu mencapai US$ 799 juta.
Sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk mendukung pengembangan PAU berasal dari pendapatan operasional dan fasilitas kredit yang diterima oleh perusahaan dari perbankan. Sementara, sehubungan dengan perjanjian kredit ketiga pihak ini, ESSA akan menjaminkan seluruh sahamnya dalam PAU untuk IFC. Catatan saja, ESSA memiliki 59,98% baik secara langsung maupun tidak secara langsung melalui PT Sepchem.
ESSA merancang pabrik ini bakal memiliki kapasitas produksi 700.000 ton per tahun. Untuk merealisasikan proyek itu, Panca Amara Utama sudah menempuh beberapa langkah. Pertama, menandatangani perjanjian pokok jual beli gas dengan joint operating body Pertamina Medco Tomori Sulawesi senilai US$ 1,4 miliar
Pertamina Medco Tomori Sulawesi menyepakati memasok gas sebanyak 55 million standard cubic feet per day (mmscfd). Pengiriman gas akan dilaksanakan mulai kuartal IV 2016 hingga tahun 2027.
ESSA juga telah menandatangani Engineering Procurement Contract (EPC) dengan konsorsium PT Inti karya Persada Teknik dan Toyo Engineering Corporation (Jepang) untuk membangun dan mendirikan pabrik ammonia.
ESSA juga mencari dana lewat sumber lain yaitu dengan menerbitkan 100 juta saham baru melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Harga private placement yang dibandrol saat ini minimal Rp 2.800 per saham. Walhasil, total dana dari hasil private placement adalah senilai Rp 280 miliar.
Tambahan saja, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, perusahaan harus meminta izin rencana pencairan pinjaman lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar siang ini, Senin (25/8) di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News