Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten media PT Surya Citra Media Tbk (SCMA, anggota indeks Kompas100) akan mengakuisisi dua perusahaan digital dan satu modal ventura dengan total nilai Rp 360 miliar. Mereka adalah PT Vidio Dot Com, PT Kapanlagi Dot Com Networks, dan PT Binary Ventura Indonesia. Tiga perusahaan tersebut juga berada di bawah naungan induk perusahaan SCMA, yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Direktur Utama SCMA Sutanto Hartono mengatakan, proses akuisisi ini diperkirakan akan selesai pada akhir Mei 2019. “Hari ini kami mendapat persetujuan dari pemegang saham. Setelah ini akan eksekusi. Pemindahan kepemilikan akhir bulan ini sudah selesai,” kata dia, Kamis (16/5).
Dana akuisisi ini bersumber dari Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement SCMA yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Menurut Sutanto, private placement yang dilakukan perusahaannya dalam waktu dekat ini hanya ditujukan untuk akuisisi. “Sisanya belum ada rencana untuk apa karena masih diskusi dengan investor lain,” kata dia.
Sebagai informasi, jumlah maksimal private placement tersebut adalah 1,46 miliar saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor. Dari jumlah saham maksimal ini, perusahaan bakal meraup sekitar Rp 3,58 triliun melalui aksi korporasi tersebut. Jangka waktu private placement tersebut adalah selama dua tahun.
SCMA memilih mengakuisisi media digital karena melihat pertumbuhan positif dari iklan lewat media ini. Ia ingin mengekspansi bisnis iklannya ke industri yang lebih luas selain televisi. Oleh karena itu, menurut Sutanto, masuknya PT Vidio Dot Com dan PT Kapanlagi Dot Com Networks akan lebih memudahkan SCMA untuk menyediakan platform iklan yang lebih beragam.
“Sehingga konten maupun pesan dari iklan atau kampanye yang mereka tuju kepada pemirsa maupun konsumen potensial mereka akan lebih komprehensif,” kata dia.
Perusahaan ini juga ingin melakukan ekspansi bisnis distribusi dan produksi konten. Masuknya media digital ke bisnis SCMA ini akan memberikan pilihan tambahan ke kliennya. SCMA tidak ingin hanya memberikan jasa pelayanan untuk konten yang disiarkan di televisi tapi juga yang disiarkan di media digital.
Apalagi, ia melihat potensi dari para kliennya saat ini yang memiliki aset digital, seperti media sosial dan situs web. “Dengan begitu, konten yang dibuat SCMA tidak hanya bisa masuk ke televisi, tetapi juga dapat dimanfaatkan langsung oleh pengiklan dengan memasukkannya ke media sosial dan situs web mereka,” ucap Sutanto.
Di samping itu, dengan mengakuisisi bisnis digital ini, SCMA bisa melakukan co-investment terhadap konten-konten yang diproduksi atau ditayangkan di Vidio.com. Mengingat, target khalayak antara SCTV dan Vidio.com tak jauh berbeda. Misalnya, tayangan seri drama yang sudah muncul di Vidio.com, kemudian bisa ditayangkan di SCTV.
Menurut Sutanto, kontribusi bisnis digital ini memang belum besar, yakni masih di bawah 10% dari total pendapatan SCMA. Akan tetapi, dengan bergabungnya aset-aset digital ini, ia berharap pertumbuhan pendapatannya bisa lebih cepat. Alasannya, permintaan iklan di platform digital terus meningkat.
Perusahaannya memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di tahun ini tidak jauh berbeda dari pencapaian kuartal I-2019. Pada triwulan pertama tahun ini, SCMA mencatatkan kenaikan pendapatan bersih 8,1% secara tahunan, dari Rp 1,25 triliun menjadi Rp 1,15 triliun. Sementara itu, laba periode berjalan naik 9,5% year on year, dari Rp 359,76 miliar menjadi Rp 394,09 miliar.
“Kami mengharapkan pertumbuhan yang konsisten dari apa yang kami capai di kuartal pertama. Jadi, mid-high single digit. Dari sisi margin keuntungan dapat kami pertahankan dengan struktur yang kurang lebih sama,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News