kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Surya Citra Media makin berisi saat pesta demokrasi


Jumat, 09 Februari 2018 / 08:40 WIB
Surya Citra Media makin berisi saat pesta demokrasi


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hajatan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) tahun ini, akan membuat pundi-pundi keuangan emiten media semakin berisi. Apalagi, tahun depan, ada pemilihan umum presiden. Walhasil, belanja iklan pun diramal bakal mendaki.

PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga akan kecipratan berkah ini. Dalam pesta demokrasi, biasanya kemampuan daya beli masyarakat berpeluang naik. "Saat pemilu, biasanya pemerintah memiliki anggaran belanja sosial yang meningkat dari tahun sebelumnya," ujar Christine Natasya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Kamis (8/2).

Kenaikan anggaran ini akan membuat peredaran uang di masyarakat jadi lebih banyak. Alhasil, daya beli di sektor konsumsi dan ritel turut terdongkrak. Efek lanjutannya, produsen fast moving consumer goods (FMCG) juga akan bersaing untuk meraih pangsa pasar, salah satunya dengan cara beriklan di media.

Jadi, selain akan kebanjiran iklan dari sektor barang konsumsi dan ritel, SCMA juga akan mendapat untung dari ramainya iklan politik. "Iklan partai politik akan meningkatkan pendapatan SCMA," tulis Arnold Sampeliling Analis NH Korindo Sekuritas, dalam riset 6 Februari 2018.

Arnold memprediksi pendapatan iklan SCMA tahun ini berpotensi meningkat 5,5% year on year (yoy) menjadi Rp 4,8 triliun. Kinerja SCMA juga makin kinclong berkat pangsa pasar pemirsa (audience share) yang naik.

Induk SCMA, yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga berhasil memenangkan hak siar Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Dengan begitu, stasiun televisi yang berada di bawah naungan SCMA akan mendapat hak eksklusif untuk menayangkan ajang olahraga akbar se-Asia tersebut.

Christine meyakini perhelatan Asian Games 2018 akan meningkatkan jumlah penonton SCMA. "Apalagi, olahraga menjadi favorit masyarakat," kata Christine.

Per Desember 2017, SCMA berhasil mencatatkan audience share tertinggi sepanjang masa. Di periode tersebut, audience share SCMA di tayangan prime time berhasil naik 630 basis poin (bps) secara month on month (mom) menjadi 36,4%.

Pesaingnya, Trans Group dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) malah mencetak penurunan audience share. masing-masing sebesar 60 bps dan 130 bps.

Segendang sepenarian, Marlene Tanumihardja, analis Samuel Sekuritas Indonesia, dalam risetnya 17 Januari, menulis, kinerja SCMA tahun ini akan lebih positif karena sentimen tahun politik. Di sisi lain, ia menilai audience share SCMA akan stabil karena kehadiran beberapa program baru dari SinemArt.

Private placement

SCMA juga akan mendapat guyuran dana yang berasal dari aksi penerbitan saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atawa private placement. SCMA berpotensi mengantongi dana segar Rp 3,57 triliun dari penerbitan sebanyak-banyaknya 1,46 miliar saham baru.

Harga saham baru yang dilepas SCMA dipatok sekurang-kurangnya Rp 2.446 per saham. Nantinya, SCMA akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung ekspansi usaha. "Aksi ini bisa memperkuat struktur permodalan perusahaan dan mendukung kegiatan ekspansi," kata Marlene.

 Manajemen SCMA memandang perlu melakukan ekspansi berupa akuisisi atau kerjasama dengan perusahaan terkait konten dan media. Tahun ini, SCMA telah menyiapkan belanja modal sekitar Rp 300 miliar.

Hingga 30 September 2017, SCMA mengantongi pendapatan Rp 3,43 triliun, cenderung stagnan dibandingkan pendapatan di periode yang sama di 2016, sebesar Rp 3,42 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk turun 5,4% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 1,09 triliun.

Hingga akhir tahun ini, Christine memperkirakan pendapatan SCMA bisa mencapai Rp 4,77 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp 1,57 triliun. Sehingga, Christine memberi rekomendasi buy SCMA dengan target harga Rp 2.915 per saham.

Marlene dan Arnold juga merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing Rp 2.900 dan Rp 3.250 per saham. Kemarin, harga SCMA turun 1,43% menjadi Rp 2.760 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×