kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,04   -6,32   -0.68%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surya Biru Murni (SBMA) mengerek kapasitas produksi lima kali lipat


Senin, 13 September 2021 / 10:08 WIB
Surya Biru Murni (SBMA) mengerek kapasitas produksi lima kali lipat
ILUSTRASI. Fasilitas produksi?gas PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. Surya Biru Murni (SBMA) mengantongi dana segar hingga Rp 50,11 miliar melalui IPO.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pendatang baru, PT PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) siap menggeber ekspansi tahun ini. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang diperkirakan akan terus meningkat, SBMA akan meningkatkan volume produksinya dari semula 2 juta liter per tahun menjadi 10 juta liter per tahun atau naik lima kali lipat.

Direktur Operasional SBMA, Iwan Sunyoto mengatakan, pihaknya siap menambah tiga unit lorry tank, 50 tabung vgl oxygen, dan investasi sebanyak 5.000 tabung. Surya Biru Murni mengalokasikan dana sebesar 37% dari hasil atau penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) yang dilakukan pada 8 September 2021.

Sebagai gambaran, SBMA melepas 278,4 juta saham saat IPO dengan harga penawaran Rp 180 per sahamnya. Dus, SBMA mengantongi dana segar hingga  Rp 50,11 miliar melalui aksi korporasi tersebut.

Baca Juga: Simak Rencana Ekspansi 5 Emiten Teranyar di Bursa

"Kami meyakini pemakaian produk gas industri untuk menunjang kegiatan operasional tambang pasti akan tumbuh dengan pesat," ujar Iwan,, Minggu (12/9).

Keyakinan ini seiring dengan permintaan gas yang terus mengalir, sejalan dengan kenaikan aktivitas pertambangan batubara serta minyak dan gas (migas). Saat ini, harga batubara sudah mencapai kisaran US$ 150 per metrik ton dan diperkirakan akan meningkat.

Dengan meningkatnya kapasitas produksi, Surya Biru Murni berharap mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya sehingga produktivitas turut meningkat. Iwan bilang, beberapa produk SBMA yang paling banyak diminati pasar yaitu oksigen, asetilen, argon, nitrogen, karbondioksida.

Mengacu pada penjualan tahun lalu, industri/pasar yang paling banyak memesan gas pada SBMA adalah industri pertambangan sebesar 26%, kemudian engineering procurement and constuction (EPC) sebesar 11%, dan reseller sebanyak 11%. Kemudian industri migas, industri permesinan dan baja, serta industri galangan kapal masing-masing 10%. Sedangkan untuk industri petrokimia menyerap 20%, rumah sakit 2%, dan laboratorium sebesar 7%.

Baca Juga: Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) targetkan penjualan Rp 83 miliar hingga akhir 2021

Iwan mengaku, pasar EPC terus menunjukkan pertumbuhan. Hal ini terjadi seiring dengan mulai bergairahnya kembali proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina setelah sempat melambat ketika gelombang kedua Covid 19 di melanda Mei-Juli lalu.

"Jenis produk yang harus disiapkan SBMA untuk mendukung proyek RDMP ini adalah jenis argon, oksigen dan acetylene," pungkas Iwan.

Saat ini, SBMA memiliki enam jaringan transportasi dan distribusi yang tersebar di seluruh Kalimantan seperti Samarinda, Berau, Bontang, Tarakan, Tanjung dan Nunukan. Dengan memanfaatkan dana hasil IPO, SBMA akan menambah jumlah stasiun-stasiun distribusi berupa filling station dan pusat distribusi di beberapa titik yang berdekatan dengan pelanggan.

Penambahan fasilitas tersebut diharapkan bisa mendukung kelancaran penyaluran gas kepada pelanggan yang selama ini hanya mengandalkan enam jaringan yang ada. Beberapa pelanggan SBMA merupakan pemain besar seperti Pertamina (Persero), PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pama Persada Nusantara, PT Darma Henwa, PT Kukar Mandiri Shipyard, dan PT Trakindo Utama.

Baca Juga: Lima Emiten Listing Hari Ini (8/9), CMNT, RUNS, SBMA dan RSGK Sukses ARA, GTSI ARB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×