kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suplai terbatas, harga komoditas energi melonjak tajam


Minggu, 08 Agustus 2021 / 16:06 WIB
Suplai terbatas, harga komoditas energi melonjak tajam


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas energi secara umum tengah diselimuti sentimen positif. Tengok saja pergerakan harganya yang mencatatkan tren positif, bahkan beberapa di antaranya merupakan rekor tertingginya. 

Batubara misalnya, harga batubara ICE Newcastle kontrak September 2021 pada penutupan Jumat (6/8), berada di level US$ 156,95 per ton atau telah menguat hampir 92% sejak akhit tahun kemarin. Sementara harga gas alam, merujuk di Bloomberg pada akhir penutupan Jumat ada di level US$ 4,14 per mmbtu atau telah menguat 62,99% secara year to date (ytd).

Hanya harga minyak dunia yang justru berada dalam tren koreksi seiring dengan adanya tekanan dari persebaran Covid-19 varian Delta. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di US$ 68,28 per barrel. Namun, sebelum tren pelemahan, harga minyak WTI sempat berada di US$ 75 per barrel.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim secara umum, komoditas energi saat ini dipengaruhi oleh keadaan pasokan dan permintaan yang tidak seimbang, khususnya untuk batubara dan gas alam. Banyak negara produsen komoditas ini yang produksinya terhambat karena faktor cuaca maupun tidak maksimal karena adanya lockdown atau pembatasan kegiatan.

Baca Juga: Harga batubara terus mendaki, China masih jadi faktor utamanya

Di satu sisi, permintaan cenderung terus meningkat seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi di berbagai belahan dunia. Menurut Ibrahim, kenaikan harga komoditas ini juga tidak terlepas dari aksi para spekulan yang memanfaatkan tren harganya saat ini.

“Gas alam merupakan salah satu komoditas yang bisa dimanfaatkan para spekulan. Potensi pergerakan harga yang fluktuatif dimanfaatkan untuk melakukan hedging di derivatif yang diharapkan bisa menutupi kerugian para pelaku pasar,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (6/8).

Senada, Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono menjelaskan, Rusia selaku importir gas alam terbesar, saat ini memang tengah kekurangan pasokan. Hal ini disebabkan oleh aliran gas alam melalui pipa Yamal - Eropa secara tiba-tiba mengalami penurunan pasokan. Hal ini membuat Eropa kehabisan waktu untuk mengisi inventori memasuki musim dingin. 

Baca Juga: Kembali perketat sanksi DMO batubara, Pengamat: Perlu konsistensi penerapan




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×