kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Suplai berlebih dan perlambatan ekonomi menekan harga minyak dunia


Selasa, 01 Januari 2019 / 16:05 WIB
Suplai berlebih dan perlambatan ekonomi menekan harga minyak dunia
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat mengalami tren naik hingga kuartal III-2018, harga minyak dunia terjerembab ke dalam tren penurunan hingga akhir tahun 2018. Tren serupa masih berpotensi kembali terjadi di 2019 akibat berbagai sentimen.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Februari 2019 di New York Mercantile Exchange turun 24,84% (ytd) ke level US$ 45,41 per barel hingga Senin (31/12) lalu.

Di periode yang sama, harga minyak dunia jenis Brent kontrak pengiriman Maret 2019 di ICE Futures terkoreksi 19,54% (ytd) ke level US$ 53,80 per barel.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan, harga minyak dunia mengalami tren bullish di tiga kuartal pertama 2018 lantaran perpanjangan masa pemangkasan pasokan sebesar 1,6 juta barel oleh OPEC dan sekutunya. Selain itu, harga minyak juga makin mendidih seiring konflik yang terjadi di Libya serta pemberian sanksi ekonomi oleh AS kepada Iran.

Namun, harga minyak mulai berbalik arah setelah International Monetary Fund (IMF) memberi sinyal adanya perlambatan ekonomi global di 2019 akibat dampak perang dagang antara AS dan China. Perekonomian China sudah mulai menunjukkan perlambatan, padahal negara ini merupakan salah satu konsumen minyak terbesar di dunia.

“Para pelaku pasar melihat masalah ekonomi ini akan menghambat permintaan minyak,” ujar Faisyal, Jumat (28/12).

Harga minyak kian tertekan setelah tiga produsen minyak dunia yaitu AS, Rusia, dan Arab Saudi terus menggenjot produksi minyaknya. Bahkan, jumlah produksi minyak ketiga negara tersebut mencapai level tertinggi sepanjang sejarah bagi masing-masing negara.

Aktivitas produksi minyak yang begitu masif dari AS, Rusia, dan Arab Saudi membuat upaya OPEC yang akan memangkas produksi sebanyak 1,2 juta barel mulai tahun 2019 terancam kurang efektif. Dalam hal ini, harga minyak dunia masih rentan mengalami tren penurunan.

“Suplai minyak masih melimpah di tengah ketidakpastian ekonomi global,” kata dia.

Sanksi AS kepada Iran tak serta merta mengangkat harga minyak ke level yang lebih tinggi pada tahun 2019. Sebab, masih ada beberapa negara yang nekat mengimpor minyak dari negara asal Persia tersebut.

Menurut perkiraan Faisyal, harga minyak dunia akan bergulir di area US$ 33—US$ 60 per barel sepanjang 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×