Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah membukukan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) Rp 1,3 triliun sepanjang Januari-Juli 2020. Melihat capaian tersebut, Summarecon memutuskan untuk memangkas target awal Rp 4,5 triliun menjadi Rp 2,5 triliun.
Summarecon memproyeksikan capaian marketing sales tersebut bakal disumbang oleh proyek rumah sebesar 60%, ruko 17%, apartemen 16% dan kantor 7%.
Baca Juga: ADHI: Pengerjaan proyek Tol Trans Sumatera ruas Sigli-Banda Aceh telah capai 46,8%
Direktur Utama Summarecon Adrianto P Adhi menjelaskan pemangkasan target tersebut sejalan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat daya beli konsumen melemah. Adrianti memprediksi tekanan ekonomi ini akan berlanjut dan berpengaruh signifikan pada penjualan properti.
Dus, di sisa tahun ini Summarecon melakukan beberapa strategi untuk tetap bisa mencapai target yang telah dipangkas. Adhi menjelaskan Summarecon saat ini mengutamakan penjualan produk yang sesuai dengan kemampuan konsumen dan mengupayakan metode pembayaran yang lebih mudah. Selain itu, SMRA juta meningkatkan pemanfaatan teknologi digital, seperti launching proyek di Bekasi, Serpong dan Makassar secara virtual dan memanfaatkan visualisasi lokasi properti dengan teknologi digital.
"Yang paling penting pricing dan cara bayar yang harus kita sesuaikan dengan kemampuan daya beli dan tetap menjaga kepercayaan serta kualitas produk yang tidak pernah berubah," jelas Adrianto, Rabu (12/8).
Di tengah pandemi, Adrianto melanjutkan, SMRA telah berhasil melakukan penjualan 110 unit ruko dengan harga kisaran Rp 2,2 miliar - Rp 2,3 miliar per unitnya, ditambah 43 unit rumah dengan harga Rp 1 miliar - Rp 1,2 miliar. Di Summarecon Bekasi terjual 63 unit rumah dengan kisaran harga Rp 1,1 miliar - Rp 1,8 miliar dan apartemen sekitar Rp 400 juta - Rp 600 juta. Di Summarecon Karawang terjual sekitar 40 unit dengan harga dikisaran Rp 450 juta - Rp 1 miliar, di Makassar terjual 63 unit dengan harga Rp 900 juta - Rp 3 miliar.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) laporkan marketing sales di tahun 2019 melebihi ekspektasi
Direktur Summarecon Lydia Tjio menambahkan saat ini SMRA fokus pada penjualan unit di kisaran harga kisaran Rp 1,4 miliar - Rp 1,9 miliar yang memang lebih mudah diserap oleh pasar. Pada kuartal IV-2020 ini, Summarecon bakal me-launching proyeknya di Bogor dengan kisaran harga di atas, dan harapannya bisa membukukan pendapatan Rp 400 miliar dari proyek tersebut.
"SMRA Bogor akan launching di kuartal empat yang nanti bida dikembangkan hingga 420 hektare untuk pengembangan lebih dari 10 tahun," jelas Lydia. Adapun saat ini cadangan lahan (landbank) Summarecon tercatat sebesar 2.164 hektar.
Sementara itu, untuk target pendapatan, Lydia menjelaskan bahwa manajemen akan melihat ketentuan standar akuntansi (PSAK) soal pengakuan pendapatan. Serta targetnya laba bersih bisa lebih baik dengan adanya efisiensi biaya yang dilakukan. Efisiensi biaya telah terlihat dari penggunaan belanja modal (capital expenditure/capex).
Baca Juga: Elnusa (ELSA) terbitkan sukuk pertama Rp 700 miliar dengan peringkat idAA(Sy)
Tahun ini capex yang dianggarkan SMRA sebesar Rp 600 miliar, dengan porsi Rp 300 miliar untuk akuisisi lahan dan sisanya pengembangan properti. Dari rencana akuisisi lahan, Sekretaris Perusahaan SMRA Jemmy Kusnadi menjelaskan hanya terealisasi kurang dari separuhnya.
"Kita lihat kondisi ini, kita pantau pandemi Covid-19, untuk akuisisi lahan bisa atau tidak dengan budget tersebut," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News