Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) membukukan pertumbuhan kinerja hingga dua digit sepanjang 2024. Hal itu lantaran didorong peningkatan harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) global.
STAA meraup pendapatan bersih Rp 6,43 triliun atau melonjak 21,8% secara tahunan (YoY) tahun lalu. Sebagai pembanding, pada 2023 pendapatan bersih STAA mencapai Rp 5,28 triliun.
Secara rinci, segmen minyak sawit berkontribusi mayoritas ke pendapatan STAA tahun lalu, yakni sebesar Rp 5,08 triliun. Lalu, segmen minyak inti sawit menyumbang Rp 939,72 miliar, segmen inti sawit Rp 246,72 miliar, dan segmen ampas sawit Rp 60,23 miliar.
Baca Juga: Sumber Tani Agung (STAA) Catat Produksi Tandan Buah Segar 1,04 Juta Ton di Tahun 2024
Kemudian, segmen bungkil sawit Rp 56,68 miliar, segmen tandan buah segar Rp 51,79 miliar, dan segmen pellet Rp 254 juta.
Pasar lokal juga masih mendominasi penjualan STAA, yaitu sebesar Rp 6,14 triliun. Sisanya, Rp 299,12 miliar hasil penjualan perseroan di pasar ekspor.
Pada 2024, STAA membukukan laba bersih sebesar Rp 1,45 triliun. Raihan ini tumbuh 85,9% YoY dari Rp 782,25 miliar pada 2025. Dus, laba per saham dasar perseroan naik dari Rp 63 di tahun 2023, menjadi Rp 118 di tahun 2024.
“Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi serta keberhasilan manajemen dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi,” ujar Head of Investor Relation Sumber Tani, Agung Kevin Wijaya, kepada Kontan, Jumat (21/3).
Per 31 Desember 2024, STAA punya total aset Rp 8,08 triliun. Ini naik dari Rp 6,68 triliun per 31 Desember 2023.
Baca Juga: Kinerja Kalbe Farma (KLBF) Diproyeksi Tumbuh Positif di 2024, Cek Rekomendasi Analis
Total liabilitas perseroan sebesar Rp 2,18 triliun di akhir Desember 2024, naik dari Rp 1,87 triliun di akhir Desember 2023. Sementara, total ekuitas tercatat Rp 5,89 triliun sepanjang 2024, naik dari Rp 4,80 triliun di akhir tahun 2023.
STAA memiliki kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp 1,31 triliun di akhir Desember 2024, naik dari Rp 1,03 triliun di periode sama tahun sebelumnya.