kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku Bunga The Fed Naik, Ini Prediksi Pergerakan Harga Komoditas


Kamis, 17 Maret 2022 / 07:30 WIB
Suku Bunga The Fed Naik, Ini Prediksi Pergerakan Harga Komoditas


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas kompak terkoreksi setelah mencapai rekor tertinggi. Mengutip Bloomberg, Rabu (16/3), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Maret di pasar Nymex berada di US$ 95,89 per barel. Harga tersebut turun 22% dari posisi harga tertinggi US$ 123,79 pada Selasa (8/3). 

Penurunan harga minyak juga menyeret turun komoditas lain di periode yang sama. Tercatat harga batubara kontrak pengiriman Maret di Ice Newcastle juga turun 20% dari harga tertingginya di US$ 440 per metrik ton menjadi US$ 351 per metrik ton. 

Harga CPO kontrak pengiriman Mei di Malaysia Derivative Exchange, turun 13,3% dari posisi tertinggi RM 7.074 per ton menjadi RM 6.132 per ton. Kompak harga emas spot juga terkoreksi 6,29% menjadi US$ 1.921 per ons troi dari posisi harga tertinggi di US$ 2.050 per ons troi. 

Baca Juga: Harga Komoditas Mulai Melandai, Bagaimana Rekomendasi Sahamnya?

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin mengatakan aksi ambil untung atawa profit taking melanda pasar komoditas. Itu sebabnya harga kompak terkoreksi apalagi setelah level harga puncak tercapai. Selain itu, pelaku pasar melihat ada potensi ketegangan Rusia dan Ukraina mereda dengan adanya upaya dialog. 

Faktor lain yang menurunkan harga komoditas juga datang dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun dari level 1,66% hingga menyeentuh level tertinggi di 2,17% per Rabu (16/3). 

"Kenaikan imbal hasil karena diuntungkan dari potensi naiknya tingkat suku bunga AS, sehingga lebih menguntungkan beli obligasi AS dan melepaskan aset beriisiko, termasuk komoditas," kata Nanang. 

Baca Juga: Utang Luar Negeri BUMN Turun Karena Faktor Musiman

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan, penurunan harga komoditas terjadi karena pelaku pasar melakukan aksi profit taking jelang kebijakan mengenai suku bunga sejumlah bank sentral. 

Setelah The Fed mengumumkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis point, Nanang memproyeksikan harga komoditas bisa melanjutkan penurunan. "Kenaikan harga komoditas selama ini sudah cukup tajam, sementara pelaku pasar akan mencermati bagaimana pandangan The Fed perihal suku bunga acuan berikutnya," kata Nanang. 

Nanang memproyeksikan harga emas berpotensi kembali melemah di kisaran US$ 1.800-US$ 1.850 per ons troi. Sedangkan, harga minyak dunia juga berpotensi lanjut terkoreksi ke bawah US$ 90 per barel. 

Baca Juga: Harga Emas Koreksi Hampir 2% di Tengah Prospek Kenaikan Suku Bunga AS

Namun, Ibrahim tetap optimistis harga komoditas akan kembali naik setelah pengumuman The Fed. Sentimen positif datang dari persoalan Rusia dan Ukraina yang masih akan berlanjut untung jangka waktu panjang. 

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono juga memproyeksikan tren bullish harga komoditas berpotensi lanjut hingga akhir tahun. Sentimen positif datang dari pasokan yang masih terbatas sementara permintaan meningkat. 

Wahyu memproyeksikan harga CPO berpotensi mengarah ke RM 8.000 per ton dan harga batubara mengarah naik ke US$ 500 per metrik ton. Support kuat untuk batubara di US$ 150 per metrik ton. 

Sedangkan, Ibrahim memproyeksikan target harga emas US$ 2.150 per ons troi di akhir tahun ini. Sementara, target harga minyak di US$ 115 per barel. Sedangkan, target harga batubara di US$ 400 per metrik ton dan target harga CPO di RM 6.500.

Baca Juga: Fed Hikes Interest Rates, Signals Aggressive Fight Against Inflation

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×