CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Suku Bunga Dipangkas, Obligasi Korporasi Makin Merekah


Senin, 12 Agustus 2024 / 19:36 WIB
Suku Bunga Dipangkas, Obligasi Korporasi Makin Merekah
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Semakin kuatnya sinyal the Fed untuk pemangkasan suku bunga dapat memacu penerbitan obligasi korporasi. Perusahaan akan jauh lebih berani untuk tawarkan surat utang dalam lingkungan suku bunga rendah.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, Ramdhan Ario Maruto mengatakan, pemangkasan suku bunga akan mendorong biaya dana atau cost of fund (CoF) penerbitan obligasi lebih murah. Sehingga, perusahaan dipandang akan lebih berani menawarkan surat utang korporasi saat lingkungan suku bunga rendah.

Ramdhan melihat, perusahaan memang masih banyak menahan ekspansi pengembangan di awal tahun ini karena kondisi suku bunga tinggi. Sehingga kebutuhan pendanaan juga relatif terbatas.

Namun saat ini kondisi bisnis perusahaan dipandang perlahan mulai pulih dari tekanan suku bunga. Bank Indonesia (BI) pun diperkirakan bakal mengikuti kebijakan Fed untuk memangkas suku bunga acuan.

Baca Juga: OJK Terbitkan Aturan Terkait Obligasi & Sukuk Daerah, Ini Rinciannya

Dengan demikian, penerbitan surat utang korporasi diperkirakan bakal cukup semarak di semester kedua tahun ini seiring biaya penerbitan yang lebih murah. Selain itu, besaran kupon surat utang juga bisa lebih disesuaikan menjadi rendah, mengikuti besaran suku bunga yang diproyeksi melandai.

“Terbukti dari pergerakan yield SUN tenor 10 tahun saat ini menguat ke level 6,7% - 6,8%. Kemarin cukup lama berada di level 7%. Ini membuktikan Cost of Fund bakal lebih rendah,” ungkap Ramdhan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (12/8).

Menurut Ramdhan, saat ini surat utang korporasi berdurasi jangka pendek-menengah akan lebih diminati. Sebab, investor dinilai masih mengutamakan risiko yang lebih rendah dari obligasi tenor pendek ataupun menengah.

“Apalagi yield SBN sekarang sudah turun. Guna mengimbangi return, maka investor akan mulai masuk ke obligasi korporasi. Sehingga likuditas surat utang korporasi akan meningkat dan juga memacu yield bergerak turun,” sambungnya.

Baca Juga: Ekonom Sarankan Kemenkeu Hati-Hati Izinkan Pemda yang Bisa Terbitkan Obligasi Daerah

Ramdhan menambahkan, adanya rencana pemerintah membatasi suplai penerbitan SBN di sisa tahun ini akan memicu pula pergeseran ke surat utang korporasi. Investor nampaknya perlu mengoptimalkan yield dengan bergeser ke obligasi korporasi dengan risiko yang dikalkulasikan.

Dalam realisasi APBN semester I 2024, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan penarikan pinjaman dan mengurangi penerbitan SBN. Adapun target penerbitan SBN dipangkas menjadi Rp 451,9 triliun dari semula Rp 666,4 triliun untuk tahun 2024.

Ramdhan menuturkan, imbal hasil obligasi korporasi pun cukup kompetitif dibandingkan SBN, sehingga bakal menjadi daya tarik investor. Hanya saja, obligasi korporasi yang perlu diperhatikan adalah rating dan juga historikal dari perusahaan penerbit.

Dengan kondisi tersebut, Ramdhan memproyeksi, yield SUN 10 tahun sebagai acuan mungkin akan berkisar 6,7% - 6,8% di akhir 2024. Penguatan pasar obligasi kemungkinan agak terbatasi karena masih adanya ketidakpastian terkait pemilu di Amerika Serikat dan arah suku bunga Fed yang berubah dari proyeksi awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×