kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.054   70,31   1,01%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,18   1,49%
  • ISSI 214   1,21   0,57%
  • IDX30 423   6,92   1,66%
  • IDXHIDIV20 509   7,37   1,47%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   1,97   1,42%

Suku bunga AS diekspektasikan turun, pasar obligasi Indonesia dapat momentum positif


Kamis, 11 Juli 2019 / 21:01 WIB
Suku bunga AS diekspektasikan turun, pasar obligasi Indonesia dapat momentum positif


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia memiliki prospek yang cerah di sisa tahun ini seiring menguatnya sinyal penurunan suku bunga acuan AS oleh The Federal Reserves.

Sekadar catatan, dalam testimoninya pada Rabu (10/7) waktu setempat, Ketua The Fed Jerome Powell memberi indikasi kuat bahwa pemangkasan suku bunga acuan AS sangat mungkin terjadi di tahun ini. Hal tersebut tak lepas dari ketidakpastian global yang turut menekan perekonomian negeri Paman Sam.

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, pernyataan The Fed yang cenderung dovish akhir-akhir ini tentu akan menguntungkan bagi pasar obligasi domestik. Terbukti, cukup berbekal ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS saja, yield Surat Utang Negara (SUN) sudah bisa mengalami tren penurunan.

Baca Juga: Tren penjualan SBN ritel di Bank BTN cenderung menurun

Ini berarti pasar obligasi akan mendapat stimulus yang lebih besar manakala penurunan suku bunga acuan AS benar-benar terjadi, apalagi jika Bank Indonesia melakukan hal serupa. Kondisi ini jelas membuat pasar obligasi Indonesia akan menarik di mata para investor, baik lokal maupun asing.

“Potensi menipisnya spread yield SUN dengan US Treasury cukup terbuka kalau BI menurunkan suku bunga acuan,” kata Edbert, Kamis (11/7).

Namun, Edbert sebenarnya berharap BI tidak mendahului The Fed dalam urusan menurunkan suku bunga acuan. Hal ini supaya momentum positif di pasar obligasi bisa tetap terjaga.

Pada dasarnya, BI tetap harus memastikan kurs rupiah beserta data-data fundamental ekonomi dalam negeri stabil sebelum memangkas suku bunga acuan. Ditambah lagi, ancaman global tetap bisa datang sewaktu-waktu seiring belum usainya perang dagang antara AS dan China.

Baca Juga: Inflasi inti AS di bulan Juni capai 0,3%, jadi rekor tertinggi dalam 18 bulan

Apabila pemangkasan suku bunga acuan di Indonesia dilakukan ketika kondisi ekonomi dalam negeri kurang mendukung, dikhawatirkan akan terjadi capital outflow dari pasar obligasi domestik.

“The Fed sejatinya masih galau memastikan kapan suku bunga acuan akan turun. Jadi sekarang bukan momennya untuk dulu-duluan menurunkan suku bunga acuan,” ungkap dia.

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja melihat, ada kemungkinan baik The Fed maupun BI sama-sama akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Bahkan, pasar obligasi Indonesia akan tetap aman jikalau BI lebih dulu menurunkan suku bunga acuan ketimbang The Fed. Hal ini dengan syarat pemerintah mesti bisa memastikan defisit neraca transaksi berjalan Indonesia di tahun ini tidak melebihi tahun sebelumnya.

Baca Juga: Analis memprediksi IHSG akan melanjutkan penguatan besok

Terlepas dari itu, sentimen ekspektasi penurunan suku bunga acuan pada akhirnya akan berefek positif bagi pasar obligasi Indonesia. Sentimen ini jelas akan membuat potensi penurunan yield dan kenaikan harga SUN secara berkelanjutan menjadi lebih terbuka.

Sebagai informasi, yield SUN seri acuan 10 tahun yang tercatat di Bloomberg kembali menembus level terendah di tahun ini yakni 7,19%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×